23 Agustus 2009

Anda sudah bergabung ke BISMANIA COMMUNITY ?

Anda menyukai raja jalanan? balap motor atau mobil itu sudah biasa. Anda mungkin kagum dengan kecepatan jet darat Formula 1 atau MotoGP, tapi itu semua hanya berlangsung di sirkuit. Bagaimana dengan medan jalan raya yang kadang-kadang lurus,menikung dan menanjak,kadang halus kadang berlubang, kadang lengang kadang macet. Temukan sensasinya…nah yang satu ini pasti luar biasa  ALL ABOUT BUS!!!
X-presikan jiwa petualanganmu di jalan raya, sharing informasi dan diskusi hangat tentang BUS dengan bergabung ke “BISMANIA COMMUNITY’
Teman-teman anda dari seluruh tanah air telah menanti anda semua…..Caranya dengan gabung ke milist BisMania@yahoogroups.com
Related Link: http://groups.yahoo.com/group/BisMania/
Post message: BisMania@yahoogroups.com
Subscribe: BisMania-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe: BisMania-unsubscribe@yahoogroups.com
List owner: BisMania-owner@yahoogroups.com
Mungkin anda kenal istilah ini: Patas AC, Ekonomi,Scania, Mercedes-Benz, OH1525, Hino RG, Volvo, MAN, Nissan Diesel, Fuso, Adiputro, Rahayu Sentosa, Laksana, Morodadi Prima, 7Speed, Intercooler, Nusantara,Lorena, Damri, Pahala kencana, Sinar Jaya,Akas, Nippon Denso, Thermo King, Konvekta dan.. masih banyak lagi, pokoknya semua ada!!!

Kemana mesin Mitsubishi??


Putra LuragungPO. Putra Luragung bermesin Mitsubishi
PO. Putra Luragung bermesin Mitsubishi
Ditengah semaraknya kompetisi mesin bus dengan beragam fiturnya, namun justru ada beberapa pabrikan mesin yang mulai menghilang dari peredaran. Masuknya mesin-mesin anyar asal Eropa seperti Scania, MAN dan Volvo dan mesin Korea, Daewoo yang sudah banyak dipakai untuk Busway Transjakarta menambah aroma dan ragam bus yang seolah berkampanye di pentas jalan raya.
Hino, salah satu pabrikan asal Jepang yang tentu sudah akrab di telinga kita terus melakukan inovasi dan perbaikan performa mesinnya. Mulai dari seri AK, RK, RG dan yang terbaru RK8/260 Euro2, Hino terus eksis memadati jalanan pantura dan mengepakan sayapnya di negeri ini, sehingga slogan “jagoan cari duit” masih patut dilekatkan. Bahkan popularitas Hino terus menanjak di mata para pengusaha otobus yang ditengarai dengan banyaknya perusahaan otobus (PO) yang mulai memakai pabrikan Jepang ini padahal sebelumnya terkenal komitmen terhadap salah satu merek asal Eropa.
Demikian juga Mercedes-Benz, vendor mesin bus yang berpusat di Stuttgart, Jerman telah melekat bertahun-tahun di hati masyarakat Indonesia dan menjadi semacam ikon standar kenyamanan sosok kendaraan besar ini. Di era 80 sampai 90-an bus berlambang bintang tiga-brand image milik Mercedes Benz-begitu mendominasi di kelas premium (Eksekutif dan Super Eksekutif). Anda mungkin pernah merasakan seri-seri bus Mercedes Benz mulai dari OF/mesin depan, OH1314, OH1518 Prima Intercooler, Oh1521, dan seri terbaru di Indonesia OH1525 yang diklaim lulus standar uji emisi gas buang EURO2. Seri OH menunjukan bus dengan mesin belakang.
Tingginya animo masyarakat ditambah sugesti kenyamanan yang ditawarkan Mercedes-Benz tentunya menjadi pertimbangan serius para pengusaha otobus. Sebut saja nama-nama seperti Lorena & Karina (Bogor), Raya (solo), Nusantara (Kudus), Safari Dharma Raya OBL (Temanggung) dan Efisiensi (Kebumen/Cilacap) adalah PO-PO yang armadanya didominasi Mercedes-Benz. Mereka juga beramai-ramai menonjolkan atribut merek ini pada setiap armadanya.
Lantas, kemana mesin-mesin Mitsubishi Fuso, Nissan Diesel dan Perkasa? Apakah mereka masih eksis hingga hari ini? kalau yang dimaksud sekedar “masih dijumpai” saya yakin masih, katakanlah sebagai stok lama. Namun apakah mereka masih beredar dengan memasarkan produk baru atau mengeluarkan varian berbeda? Kelihatanya ini merupakan kabar tak mengenakan bagi penggemar dan pemakai ketiga mesin tersebut. Untuk kategori light bus atau bus 3/4, Mitsubishi masih tampil bahkan mendominasi. Sumber Kencono, Putra Luragung, Dahlia Indah, Tri Kusuma dan masih banyak lagi yang menggunakan Mitsubishi Fuso. Mira & Sinar Pasundan dahulu punya banyak Nissan Diesel CB dan RB, sementara Sumber Alam punya koleksi Perkasa cukup banyak. Mudah-mudahan mereka segera meluncurkan produk baru dan kembali meramaikan kompetisi antar mesin bus di Indonesia.

Tips naek bus Malang_Jkt

.Berawal dari keseringan saya (dulu) pulang pergi (P.P.) Malang-Bogor naik bis hanya untuk sekedar apel dan temu kangen ke kekasih saya tercinta. Untuk itu saya harus menempuh perjalanan dengan bis sekitar 20 jam-an atau berjarak sekitar 900 km. Waktu yang cukup panjang untuk naik bis. Di masa yang sekarang ini di mana BBM harganya semakin tinggi akhirnya berimbas juga pada mahalnya tarip bis untuk Malang-Jakarta- Bogor, yaitu sebesar Rp215.000,- (untuk Pahala Kencana). Apalagi akhir-akhir ini bis Malang-Jakarta larinya alamak....kayak keong. Nyampainya juga sering terlalu siang.

Sebagai mahasiswa yang uang saku/jajannya serba pas-pasan saya dituntut untuk bisa membagi jatah uang bulanan demi kelangsungan hidup. Angka Rp215.000 Malang-Bogor P.P. kalau kelipatanya saja berarti hampir mendekati angka setengah juta. Wow, hanya demi cinta rela keluar uang segitu!? Iya itulah cinta, cinta dengan sang kekasih dan cinta dengan bis juga.

Nah, berikut tips murah naik bis dari Malang-Jakarta dan juga Bogor

1. Berangkat dari Malang ke Surabaya> maksimal jam 10.00 pagi (mengingat Raya Porong yang tidak bisa diprediksi, kadang lancar-kadang macet). Tarip Bis Patas Malang-Surabaya ekonomi Rp15.000,-. Boemel reguler non patas/ac tarip biasa Rp8.000,-. Kalo saya sih biasanya naik Patas tapi bilang sama kondekturnya penumpang langganan (LG) jadinya kena Rp10.000 saja.

2. Sampai di terminal Purabaya, Bungurasih, Surabaya harus segera naik bis tujuan Kudus-Semarang. Maksimal jam 12.00 wib bis harus sudah berangkat. Bayar karcis di dalam bis dan minta turun di terminal Kudus. Tarip Bis Patas Surabaya-Kudus Rp40.000,- (tanpa makan). Boemel reguler non patas/ac tarip biasa Rp30.000,-. Kalo saya sih naik Jaya Utama AC tarip biasa yang berangkat jam 11.45 wib. Sopir nya juga suka ngeblonk! Kadang juga naik Patas. Tidak mesti, tergantung mood.

3. Sampai di Kudus, turun depan terminal. Harus sampai di terminal Kudus sebelum jam 17.30 wib. Nah, saat di pintu masuk bis Anda akan didatangi banyak calo yang menawarkan. Dan di sana sudah menunggu bis-bis yang akan membawa penumpang ke arah Jakarta, Bekasi, Cikarang, Poris, Merak, dan sekitarnya. Bagi yang mau ke Bandung juga ada. Berbagai pilihan PO dan armada serta karoseri ada. Scania, MB, Adiputro, Executive apa SE nya Nusantara? Tinggal pilih, mana yang Anda suka. Sesuaikan dengan selera dan budget Anda. Tujuan jakarta ada PO Nusantara, Pahala Kencana, Haryanto, Muji Jaya, Senja Furnindo, Bejeu, Shantika, Gajah Asri Raya, Lorena, Budi Jaya, Sido Rukun, Selamet, Dewi Sri Asri, Sumber Harapan, Tri Sumber Urip, Bayu Megah, Jaya Bakti Super, Artha Jaya atau yang lain, yang tidak saya sebutkan? Harga tiket tujuan Jakarta dengan bis kelas eksekutif dan SE bervariasi kisaran Rp70.000-Rp130. 000. Tergantung ramai sepinya penumpang dan kena calo nya siapa. Kelas eksekutif fasilitasnya hampir sama. Yang jelas ber AC dan toiliet. Dari Kudus ke Pulo Gadung kisaran Rp70.000-Rp80. 000,- Rawamangun Lebak Bulus, Mangga Dua dan Besar Rp90.000,-Rp130. 000,-. Bis tujuan Pulogadung, Jakarta lebih murah. Memang pasaranya segitu. Bisnya juga seatnya Patas ada yang sampai 40 tempat duduk, tapi pake toilet, kayak Haryanto. Jam 21.00 wib terminal Kudus sudah sepi. Bis Kudus larinya rata-rata ngebut semua. Kalau saya sih pilih naik Bejeu yang MB 1525 Adiuptro, fasilitas oke, duduk di depan, ongkos Rp80.000,- makan prasmanan di RM Bukit Indah, Batang. Bisnya larinya, alamak....mak nyusss...ngebut namun setirannya tetap nyaman. Fasilitasnya juga OKE. Snack, selimut, LCD, toilet, dan hiburan...masih bersama Monata! . Dan yang paling penting larinya alamak....mak wwuussss.... Puas rasanya. Saya sudah coba Nusantara, Haryanto, Bejeu, Senja Furnindo, Shantika, dan Muji Jaya. Lainya belum.

4. Sampai Jakarta masih subuh sekitar jam 04.00-05.15 wib. Tidak terlalu dini hari dan juga tidak kesiangan. Lumayan bagi yang jam 08.00 wib masuk kantor masih ada waktu. Kalo saya pas naik Bejeu sampai Jakarta pukul 04.00 wib turun di Gudang Garam, Cempaka Putih. Nyabrang jalan nunggu bis apa aja pokoknya yang mau ke Bogor Rp10.000, naik dari pintu masuk tol Cempaka Putih.Jadi, Malang-Sby Rp10.000,- Sby-Kudus Rp30.000,- Kudus-Jakarta Rp80.000,- ditambah Jakarta-Bogor Rp10.000. Total habis biaya naik bis Rp130.000,- Semuanya ber AC. Namun, itu semua belum termasuk uang saku buat jaga-jaga di jalan. Akhirnya sampai juga di Jakarta/Bogor dengan biaya yang tidak menyentuh angka Rp200.000,-an ditambah keturutan dapat sensasi naik bis banter. Dan biasanya pagi hari nya saya menghubungi seorang calo terminal Kudus langganan saya. Beliau siap membantu. Tinggal pengen naik apa dan duduk di mana. Prinsip saya kalo ada yang lebih murah, fasilitas hampir sama, dan larinya ngebut kenapa tidak? Dari pada bayar mahal fasilitas hampir sama tapi larinya tidak ngebut dan nyampainya siang. Bagaimana dengan perjalanan Anda?

Malang-Tasik

Sudah lama saya tidak melakukan perjalanan jarak jauh dengan naik bis. Perjalanan saya naik bis kali ini merupakan kegiatan insidental, tidak ada rencana maupun persiapan jauh sebelum hari. Intinya saya harus bertemu dan berkumpul bersama dengan para anggota keluarga teman wanita saya di Kota Tasikmalaya sana. Rangkaian perjalanan naik bis antar kota antar propinsi pun saya lakukan dan saya rasakan, melewati rute/jalur tengah dan selatan Pulau Jawa. Gimana sih ceritanya? Berikut cerita perjalanan naik bis rute Malang-Tasik P.P. untuk Anda semua.
Malang-Tasikmalaya via Lintas Tengah-Selatan Pulau Jawa
                                                                                 (*Mira Idola dan BudimanNia
Juma’t pukul 20.50 wib saya berangkat dari terminal Arjosari Malang dengan menggunakan bis Tentrem Hino AK tahun pembuatan 2004. Bisnya kelas boemel non AC, model travego dengan karoseri Tentrem sendiri. Pada kaca belakangnya terdapat tulisan “bisACepat”. Nama sopirnya Pak Monot,  selama perjalanan tidak ada peristiwa yang unik, namun sepanjang perjalanan meunuju Surabaya saya berpapasan dengan Karina super eksekutif (KS 420) dan Lorena (LE 422) MB 1525 model selendang Adiputro dari Jakarta baru mau masuk Kota Malang, ada apa gerangan? Saat melintas di Raya Porong saya kembali berpapasan dengan bis malam Safara Dharma Raya (OBL) model neoplan dari Jakarta. Tidak diketahui secara pasti tujuan kemana bis bergambar gajah tersebut. Yang jelas saat itu kaca depan bis itu dalam keadaan sudah pecah semua dan diganti dengan plastik mika yang diplseter dengan isolasi warna cokelat.

Sekitar pukul 22.00 wib saya sudah berada di terminal Bungurasih Surabaya. Malam itu malam sabtu, biasanya teman-teman BMC Surabaya ‘nyangkruk’ di sisi dekat jalur pemberangkatan bis malam jurusan Jakarta. Namun, setelah saya sms beberapa rekan mereka bilang hari itu kebetulan teman-teman sedang ‘perpal’ alias tidak ada kegiatan nyangkruk. Sebagian sedang menghadiri sunatan massal bersama di termnial Rawamangun yang diselenggarakan oleh Bismania Community.

Pukul, 22.30 wib saya menuju jalur pemberangkatan bis nomor tiga. Di sana sudah menunggu bis-bis kelas ekonomi tujuan Madiun-Solo-Jogyakarta seperti po Sumber Kencono yang akan segara berangkat. Meski banyak bis Sumber Kencono dengan mesin Hino AK turbo, namun saya sudah terbiasa naik po Mira yang berangkat dari Bungurasih jam 22.50 wib. Favorit saya ya naik Mira yang nama sopirnya Cak Atim. Kenapa? Karena dulu saya pernah ikut bis beliau, wow, larinya kecengnya minta ampun. Top speed di spedometer pernah menunjukan angka 120 km/j. Disamping itu kalau sopirnya Cak Atim, pasti selalu berburu bis “SK”. Dulu saya pernah naik Cak Atim menyalip 10 bis Sumber Kencono di depannya. Namun, sungguh sayang setelah saya tanya sama kernetnya ternyata yang joki bukan Cak Atim. Kernetnya bercerita kalau Cak Atim sekarang sudah tidak menyopir bis Mira lagi, beliau saat ini sedang berada di hotel prodeo Kota Madiun akibat kasus perkelahian dan pengeroyokan yang melibatkan kru bis Mira dengan bis Sumber Kencono.

Cak Atim, sopir bis Mira favorit saya ternyata sudah berada di LP Madiun sekitar tiga bulan lamanya. Bis Mira yang saya tumpangi berno.pol W.XX65.PU, biasanya bis ini berangkat dari Bungurasih jam 00.00 wib dengan sopir batanganya Pak Soni, asal Nganjuk. Namun kali ini jam nya dimajukan pukul 22.50 wib dengan sopir Pak Nur Wahid. Sebagai penumpang langganan yang sudah mendapatkan Kartu Langganan (KL) ongkos Surabaya-Yogya Rp36.000,-. Selama perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta bis Mira yang saya duduk di depan. Kondisi penumpang dari Bungurasih terus bertambah banyak, hingga akhirnya penuh penumpang hingga ada yang berdiri. Namun selepas terminal Kertajaya, Mojokerto banyak penumpang yang pada turun. Malam itu, Mira hanya menyalip satu bis Surya Perdamaian, empat Sumber Kencono, satu Akas Asri dari Banyuwangi/Jember dan beberapa bis pariwisata lainnya arah tujuan Yogya. Disalip satu kali oleh bis Patas Eka Cepat, Hino RG karoseri Tugas Anda di daerah Guyangan, Nganjuk. Pokonya naik Mira...mak wuuss... Puas banget naik bis super banter malem itu.

Sekitar pukul 04.28 wib keesokan harinya bis Mira berkaroseri New Armada model spirnter yang saya tumpangi tiba dengan selamat di Terminal Bis Giwangan, D.I.Y. Saya pun turun dan langsung menuju Mushola. Setelah sholat dan mandi, saya berjalan-jalan sambil melihat bis-bis yang pelataran parkir bis terminal Giwangan. Pukul 06.00 wib saya menuju warung makan Gudeg Jogya Bu Gito, yang terletak di belakang terminal. Setengah jam berikutnya saya kembali masuk terminal dan menuju jalur pemberangkatan bis ke Tasikmalaya/Bandung. Sembari menunggu jam keberangkatan bis Budiman menuju Tasik, saya bersms teman BMC DIY yang intinya numpang lewat Jogya dan minta maaf karena tidak bisa mampir.

Pukul 06.50 wib bis Budiman kelas Bisnis AC tujuan Tasik yang dinantikan akhirnya datang juga dan merapat ke jalur. Pada kaca sampingya bertuliskan dengan huruf besar Yogya-Tasik. Namun, sayang saya tidak dapat duduk dibangku deretan terdepan karena sudah terisi penumpang dari garasinya sana. Akhirnya saya memili duduk di deretan belakang, depan pintu keluar. Maksudnya memilih kursi tersebut biar rec.seatnya distel full ke belakang dan tidur dengan nyaman, tanpa harus mengganggu penumpang yang dibelakangnya. Total bangku penumpang semuanya 44 buah pabrikan dari asal karoserinya, non toilet.

Pukul 07.03 wib, Bis Cepat Budiman (BCB) MB Euro 2-OH 1525 karoseri Laksana model sprinter meninggalkan terminal bis Jogya menuju Tasikmalaya lewat Purworejo, Kebumen, Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, dan Kab. Ciamis. Harga bis Budiman Jogya-Tasik kelas Bisnis AC Rp65.000,- Membawa 28 orang penumpang. Selama perjalanan di dalam bis tidak ada unsur bunyi-bunyiannya. TV nya pun tinggal rak nya saja, alias TV bolong. Beberapa bangkunya juga tidak dapat distel alias sudah rusak. Gaya mengemudi sopir bis yang ini saya saya merasa tidak nyaman. Sering gas dan sering mengerme mendadak. Dari belakang saya merasakan tidak nyaman.

Pukul 11.30 wib BCB sampai di rumah makan Sari Rasa, Kec. Sampang, Kab. Cilacap. Di rumah makan Sari Rasa tersebut penumpang bis Budiman mendapatkan servis makan gratis. Selanjutnya bis kembali berangkat dan berhenti di Karangpucung, Kab. Cilacap untuk dikontrol oleh petugas BCB. Selama diperjalanan bis menyalip beberapa “bis thuyul”, bis mikro dan bis antar pedesaan saja. Menyalip bis besar seperti Santoso (Purworejo-Semarang), Antar Jaya (Solo-YK-PWKT), Harum Prima (PWKT-TASIK-BDG) namun pada saat bis sedang berhenti menurunkan penumpang. Malahan disalip sama bis Efisiensi Patas AC jurusan Jogya-Cilacap. Selama melintasi jalur tersebut, kondisi jalan sempit, bergelombang dan berbelok-belok. Terlebih saat melintas di daerah Majenang-Karangpucung. Pukul 14.30 wib bis Budiman yang saya tumpangi akhirnya sampai di Tasik, saya turun di pertigaan Rawa Bangau, pertigaan simpang menuju terminal baru Tasik, by pass Juanda dan arah ke Singaparna/Garut.

****************************************************************************************************************
Sampai di Kota Tasik saya bertemu dengan anggota keluarga temen wanita saya. Acara tidak berlangusng lama, sore haripun acara keluarga sudah selesai.. Awalnya saya diminta untuk menginap beberapa hari di Tasik tapi saya tidak mau. Karena hari Senin pagi saya ada harus menghadap dengan dosen pembimibing skripsi saya di kampus. Sore itu juga saya putuskan untuk segera pulang kembali ke Jawa Timur. Padahal ingin rasanya bertemu dengan teman-teman Bandung Bisser Community (BBC) di Bandung sana. Namun, karena tidak ada waktu saya harus meminta maaf karena tidak bisa berkunjung ke Bandung.

Pukul 17.00 wib sebenarnya saya ingin untuk bisa naik bis Mandala Hino AK, bis dari Bandung tujuan Surabaya lewat Purwokerto, kelas ekonomi AC tarip biasa. Soalnya kalau naik Budiman saya akan berangkat pukul 20.00 wib. Berarti saya harus menunggu lama, padahal saya ingin segera pulang akan cepat sampai di Malang. Namun saya ragu, bakal tidak dapat bis Mandala tersebut, karena sudah terlalu sore. Bis Mandala tujuan Surabaya dari Tasik berangkat siang hari, jam 13.00 hingga jam 14.00 wib. Berarti saya tidak akan mendapatkan bis Mandala tersebut, sayapun memutuskan untuk kembali naik bis Budiman tujuan Jogya/Solo. Dari pertigaan Rawa Bangau saya naik mikrolet jalur 16 turun di depan pool Budiman, Jl. H. Juanda No.12. Sesampainya di pool Budiman saya langsung menuju loket penjualan karcis untuk memesan tempat duduk terdepan tujuan Solo.
Yang baru dari Budiman, MB euro 3-1518/XBC hanya tiga unit untuk wisata
Sembari menunggu bis saya bertanya dan ngobrol dengan Bapak Momon. Beliau adalah petugas informasi di bis Budiman. Bapak yang sudah bekerja di Po Budiman sejak tahun 1992 ini bercerita banyak tentang sejarah bis Budiman dengan segala dinamikanya. Pool bis Budiman sangat luas sekali. Sayapun cuman tercengang dan gumam saat tahu jumlah total armada bis Budiman ada sekitar 700 unit armada, dari berbagai mesin, ukuran, karoseri/model. Selanjutnya saya mohon ijin untuk masuk ke dalam garasi bis Budiman. Wow, ternyata koleksi bisnya banyak sekali. Hehehehe... Saya salut dengan manajemennya, saat bis datang di pool/garasi kondketur bis diharuskan untuk laporan ke pengurus. Di dalam pool para penumpang menunggu bis Budiman mereka di tempat ruang tunggu penumpang. Disediakan juga hiburan televisi. Ada juga ruang tunggu penumpang yang ber AC. 
Saya penasaran tentang kode-kode bis yang ada di bis Budiman, pak Momon menjelaskan dan sayapun jadi tahu maksud dari angka yang ada pada nomor lambung bis tersebut. Kode hurut menjelaskan mesin yang digunakan, dibelakangnya diiringi dengan nomor jumlah armada bis Budiman. Beberapa kode huruf yang digunakan oleh bis Budiman antara lain IL (kepanjangan dari Intercooler Long), DL (Donking Long), HP, R (Hino RG), V (Volvo), W (bis pariwisata) dan E (MB Euro). Armada bis besar tebaru po Budiman yaitu MB Euro 3-OH 1518/XBC karoseri Rahayu Sentosa model Evolution.
Kini bis Budiman sudah menjadi salah satu primadona bagi warga Tasik dan sekitarnya yang akan berpergian menuju kota-kota di Jawa. Trayek bis besarnya saja sudah 19 trayek melayani rute di Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Itupun belum  yang termasuk bis ukuran 3/4nya. Sebenarnya manajemen bis Budiman ingin memperluas trayek hingga ke Sumatera dan Jawa Timur, hingga Bali. Namun hingga kini pihaknya masih terkendala susahnya mengurus trayek. Manajemen bis Budiman juga sudah cukup baik, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada para penumpangnya, yaitu menerapkan semua bisnya ber kelas PATAS meskipun non AC. Selain itu penumpang juga diberikan servis air mineral. Maka sangat pantas apabila po Budiman ini mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Perhubungan, Ir. H. Jusman Syafii Jalil sebagai bis antar kota dari Jawa Barat sebagai angkutan terbaik dalam pelayanan angkutan Lebaran tahun 2007. Direktur utama bis Budiman saat ini masih dijabat oleh Bapak H. Ateng Jaelani. Beberapa putera Abah Ateng tidak semuanya mengurusi bisnis bis. Ada yang jadi pengusaha SPBU dan juga ada yang menjadi wakil walikota. Semoga bis Budiman ini kedepannya terus dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap penumpang dan mempertahankan usaha transportasi darat ini.

Pukul 20.30 wib bis malam cepat Budiman tujuan Solo masuk di pool Budiman. Bis yang diberangkatkan dari Bandung ini bermesin MB Euro 2-OH 1525, model evolution karoseri Rahayu Sentosa. Semua penumpang yang tujuan Solo masuk ke dalam bis bernomor lambung E 313 ini. Sayapun duduk paling depan di bangku nomor dua. Di dalam bis saya merasa nyaman sekali, goyangan dan cara mengemudi dari Pak Dian Sopir bis Budiman tujuan Solo ini perlu diacungi dua jempol. Cara mengoper verslening cukup halus, cara mengeremnya juga tidak srudak-sruduk.
Di dalam bis karoseri Rahayu Senotosa ini, tidak ada getaran kaca yang berisik atau tidak keder saat kena jalan yang tidak rata. Mungkin engine mounting bis ini masih baru, sehingga masih terasa halus. Bisnya lumayan ngebut, namun bagi saya tidak ada kesan ugal-ugalan sama sekali. Padahal jalanan di Ciamis-Cilacap-Jogya sangat nge pres sekali. Ditambah unsur bunyi-bunyianya yang cukup berkualitas, yaitu ada subwoofernya. Dentuman bas nya, wow… bikin suasana menyenangkan. Lagu-lagu yang diputar adalah lagu pop yang masih hits dibelantika industri musik Indonesia. Ongkos Tasik-Solo Rp70.000,- tidak jadi masalah kalau dapat bis dan pengemudi seperti ini lagi.

Pukul 00.30 wib bis Budiman yang saya tumpangi sampai di RM Sari Rasa, Jalan Raya Sampang, Kab. Cilacap. Di sana sudah ada bis Budiman yang lain tujuan Jogya (E 299) dan Semarang (R 251). Tidak lama kemudian ada bis Budiman tujuan Wonogiri datang. Kurang lebih sekitar 20 menit bis istirahat, kembali bis melanjutkan perjalanan. Bis Budiman tujuan Solo yang saya tumpangi ini menyalip bis Pariwisata Zena di daerah Lumbir, Majenang, Kab. Cilacap. Lalu bis Budimasn saya berhasil menyalip Budiman Tasik-Jogya(E 299), Maju Lancar, dan bis malam Kramat djati dari Bandung tujuan Solo-Wonogiri. Sisanya saya tertidur pulas, dengan goyangan lembut Pak Dian sopir Budiman. Yang bikin tidak nyaman selama di jalan yaitu kondisi jalan antara Cilacap-Kebumen-Purworejo yang rusak, bergelombang, dan sempit. Namun, sekali lagi berkat kemahiran pak Dian, penumpang di bis Budiman tujuan Solo ini aman dan nyaman, sampai-sampai semuanya tertidur pulas. Betul-betul bisnya manusia berbudi!

Pukul 04.05 wib bis Budiman tiba di terminal Tirtonadi Solo. Selanjutnya saya ke Mushola  di terminal bis dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Jawa Timur. Maksud hati ingin naik bis Mira, namun ternyata bis Mira baru ada pukul 06.00 wib. Mau naik Patas Eka Cepat kok terlalu mahal. Akhirnya saya terpaksa naik bis Sumber Kencono. kelas ekonomi . Padahal prinsip saya, selagi ada bis Mira saya pasti naik bis Mira, namun dijalur berangkat parkir bis yang ada semuanya bis Sumber Kencono pada ngumpul. Tanpa menunggu lama saya langsung naik bis Sumber Kencono dan duduk di bangku paling belakang sendiri. Bis dengan no.pol. W.XX73.FU jurusan Surabaya-Madiun-Solo-Semarang ini, mesinnya Hino AK model Panorama DX karoseri Laksana. Ngebutnya sih  boleh, namun kesan ugal-ugalan sangat terasa. Terlebih cara menyalip kendaraan lain di depannya sangat berbahaya. Berbeda dengan bis Mira, meski ngebut se ngebut-ngebutnya namun bagi saya masih tetap aman dan nyaman saat di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan saya memilih bis Mira daripada bis Sumber Kencono.

Saya memutuskan untuk turun di Jombang, ongkos Solo-Jombang jika menggunakan Kartu Langganan (KL) hanya Rp21.000,-. Selama di perjalanan bis Sumber Kencono menyalip bis Rosalia Indah, Kramat djati bis malam Bogor-Jakarta-Poonorogo, dan Harum Prima Bandung-Ponorogo, Dahlia/Madjoe group, dan Pelita Indah (Trenggalek-Surabaya). Saat di Caruban, bis Sumber Kencono yang saya tumpangi ini saling balapan dengan bis Jaya Hini AK ranger. Hingga akhirnya bis yang saya tumpangi disalip dan tertinggal dengan po Jaya gambar Rossi-46 jurusan Ponorogo-Surabaya ini. Ih, memalukan.

Pukul 08.15 wib ahri Minggu, bis Sumber Kencono sampai di terminal Kepuhsari, Jombang. Saat turun dari bis kebetulan ada bis Puspa Indah tujuan Malang yang sudah mau berangkat, sayapun naik. Bis ukuran ¾ ini bermesin Mitsubishi 135ps. Jombang-Malang ongkosnya Rp15.000,-.  Melewati Ponpes Tebuireng, Ngoro, Kandangan, Kasembon, Ngantang, Pujon, dan Batu. Jalannya berkelok-kelok, karena membelah bukit. Tidak ada yang istimewa di dalam bis ini, biasa-biasa aja. Pukul 11.00 wib bis Puspa Indah yang saya tumpangi sudah sampai di Terminal Angkot Landungsari, berarti berakhir sudah rangkaian perjalanan saya dengan naik bis kali ini. Sampai jumpa di perjalanan yang lainnya. Pastinya masih bersama dengan naik bis antar kota. Salam….

Menu Jalan    :

Ruote            :          Malang-Tasikmalaya (via selatan)

Tanggal          :         8-10 Agustus 2008 (2 malam)

Peserta         :           satu orang

Berangkat
Malang-Surabaya (Ekonomi)                                       Rp  8.000,-
Surabaya-Jogya (Ekonomi)                                          Rp 36.000,-
Jogya-Tasik (Bisnis AC+servis makan)                     Rp 65.000,- +
                                                                                            Rp109.000,-

Pulang
Tasik-Solo (Bisnis AC+servis makan)                      Rp.70.000
Solo-Jombang (Ekonomi)                                           Rp 21.000,-
Jombang-Malang (Ekonomi)                                      Rp 15.000,- +
                                                                                          Rp106.000,-
Hari Mingggu, 17 Agustus 2009 saya dan anggota keluarga pergi ke Pati guna mengunjungi kerabat yang ada di sana. Namun, perjalanan saya menuju Pati kali ini tidak naik bis melainkan naik mobil. Meski begitu saya tidak melupakan sama mahluk berwujud 'bis'. Buktinya saya masih menyempatkan foto-foto bis dan berkunjung ke garasi/pool bis asal kota kacang tersebut.

Berangkat dari Malang hari Minggu pukul 09.30 wib. Kebetulan waktu itu saya yang mengemudikannya. Beberapa bis yang saya salip diantaranya, po Sinar Mandiri, po Haryanto (bis pariwisata), po Jaya Utama, dan bis lainnya saya lupa. Sesampainya di Jawa Tengah tepatnya di terminal Lasem, Rembang tiba-tiba terlihat bis Nusantara mesin Scania yang sedang ngetem berhenti menunggu jam keberangkatan. Sayapun berhenti dan meminggirkan kendaraan untuk memfoto bis Nusantara dan situasi terminal Lasem. Sepertinya Nusantara dengan kode NS-941 itu jurusan ke Jakarta. Selain bis Nusantara di terminal Lasem waktu itu juga sedang parkir po Bandung Express mesin OH Prima dan Pahala Kencana mesin Hino RG. Puas memoto terminal Lasem saya melanjutkan perjalanan menuju Pati.













Selepas Lasem, kota berikutnya adalah masuk Kota Rembang. Saat melewati terminal Rembang pada waktu itu kebetulan tidak ada bis, sehingga saya tidak memoto kondisi terminal. Kondisi tidak ada bis juga berlanjut di terminal bis Juwana. Dari Juwana saya belok ke kiri untuk menuju Kec. Tayu, Kabupaten Pati di sana keluarga dan kerabat dari Ayah saya sudah menunggu kedatangan kami rombongan dari Malang.
Di Tayu, Kabupaten Pati sayapun meluangkan waktu untuk hunting foto bis. Nah, saat melewati jalanan di Kec. Tayu sayapun melihat po Sari Mustika jurusan Pati-Sumatera yang sedang 'ndeprok' di bengkel cat/las teter. Sayapun memoto bis Sari Mustika dengan cat dan corak baru tersebut. Selanjutnya saya kembali menemukan bis besar AKAP lainnya yang sedang bersiap-siap berangkat menuju Jakarta. Di sana saya menemukan po Senja Furnindo dengan cat dan corak warna ungu.










Didengar dari suara bis tersebut, saya yakin kalau bis tersebut bermesin MB OH 1518, dengan bodi karoseri Morodadi Prima yang dirombak dengan model Evolution lampu Marcopolo karoseri Rahayu Sentosa. Hari semakin petang, saya dan keluarga menuju pusat Kota Pati mencari hotel untuk menginap.

Namanya juga BisMania, saat malam hari tiba pukul 21.00-an sayapun gelisah karena saya yakin jam-jam malam seperti ini adalah waktunya bis malam dari arah Jawa Timur melintas di jalanan Pati. Sayapun memilih pertigaan Puri, Pati sebagai lokasi hunting poto bis. Namun sayang seribu sayang, karena keterbatasan dari kemampuan kamera, sayapun hanya mampu memfoto beberapa bis saja. Ada sesuatu yang menarik saat saya berdiri di pertigaan Puri, biasanya bis-bis AKAP/AKDP reguler harus melintas di jalan lingkar dari arah terminal Pati. Namun saya heran po Lorena-Karina lewat melalui jalan tengah Kota atau lewat alun-alun Pati. Padahal banyak bis malam lainnya seperti Pahala Kencana dan Kramat djati tidak melalui tengah kota. Kenapa ya?














Keseokan harinya sebelum cek out dari Hotel Rama, Pati saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke pool/garasi/stand cucian bis beberapa po di Pati. Pertama saya mengunjungi garasi po Selamet di daerah Rendole Pati. Kebetulan sekali, saya bertemu dengan Bapak Heri yang merupakan pengusaha bis Selamet. Sayapun minta ijin untuk memfoto kondisi garasi dan beberapa bis Selamet yang ada di sana. Sembari memfoto kami mengobrol seputar bis Selamat dan sharing tentang model bis, membandingkan model karoseri antara Malang dan Pati.

Pak Heri bercerita kepada saya tentang sejarah dan awal mula berdirinya po Selamet. Dahulu bernama po Ikha Jaya, yang pada tahun 1970-an menjalani usaha MPU/bison/colt trayek Pati-Tayu P.P. Seiring berjalannya waktu, perusahaan milik Sukarno Lilik ini  memiliki armada bis besar dan membuka trayek Lasem-Kudus-Semarang P.P. Ikha merupakan nama depan dari putra-putri Bapak Sukarno Lilik .














Lokasi: Garasi po Selamet, Pati
Di tahun 1990-an nama berubah menjadi po Selamet dan membuka trayek AKAP jurusan Tayu-Pati-Jakarta P.P. Baru pada tahun 1978 memliki "Mas, karoseri bis di Malang itu bagus-bagus daripada model bis yang ada di Pati ya", komentar Pak Heri yang heran kepada saya karena menurut beliau bis-bis di Malang jauh lebih bagus daripada yang ada di Pati. "Tapi Pak, di Malang menurut saya belum ada bis-bis yang ban nya selalu mengkilap karena disemir. Selain itu ring pelek dari bis Selamet hampir rata-rata di lapisi dengan crome." sanggahan saya.

Selanjutnya Pak Heri mempersilahkan saya untuk memoto bis-bis yang ada di garasi, Pak Heri pun melanjutkan aktifitasnya yaitu membantu mengecat "selendang" bis miliknya bersama anak buahnya. Sebagian besar armadanya bermesin OH1113 atau prima, OH1518 atau don king, dan OH 1521 atau intercooler.

Puas mengunjungi garasi po Selamet, saya melanjutkan hunting poto bis menuju araha Desa Trangkil. Di perjalanan saya menemukan po Bayu Megah yang sedang direparasi. Tidak lama kemudian saya menemukan po ACC jurusan ke Sumatera yang sedang berada di stand cucian dan po Famili Raya Trans jurusan Sumatera yang sedang melintas di jalan.

Di sana saya menyempatkan diri untuk melihat lebih dekat "tempat berdandan" bis Famili Raya, di sana ada dua unit armada bis besar bermesin Hino AK yang full AC semua dengan ber area smoking dan bertoilet. Ada yang tidak biasa di bis Famili Raya Trans ini,  pada interior bis ini terdapat kursi/bangku CD yang berjumlah dua buah nempel di atas kap mesin sebelah sopir.






Terakhir saya menuju garasi po Sumber Harapan atau kini biasa dijumpai dengan po SH. Saya memperkenalkan diri dengan para pengurus bis SH, mereka tampak antusias menerima kedatangan saya. "Saya aneh dengan Mas Joko, kenapa kok memoto bis-bis yang kondisinya tidak bagus seperti SH ini?", tanya Pak Min salah satu pengurus po SH kepada saya. "Namanya juga penggemar bis, saya tidak peduli bisnya bagus atau jelek . Apapun itu yang penting ya bis ya saya poto", jawab saya kepada Pak Min dan pengurus yang lain.


Menurut para pengurus bis Sumber Harapan yang ada di garasi, perusahaan ini berdiri pada tahun 1978 dengan trayek Pati-Solo P.P. via Purwodadi dan Semarang Kota. Pemilik po Sumber Harapan ini adalah Bapak Tukimin, mantan karyawan Pabrik Gula (PG) Trangkil, Pati. Selanjutnya pada tahun 1994 membuka trayek Tayu-Pati-Jakarta P.P. Sebagaian besar armada yang dimiliki mesin Mercedes Benz OH prima, king dan intercooler. Keseluruhan armada memakai Mercedes Benz sejak awal berdiri, kini armadanya semuanya ber AC meski kelas ekonomi.  Saat ini jumlah armada bis Sumber Harapan Pati berjumlah 30-an buah.











Hari menjelang sore, saya dan keluarga bersiap-siap untuk pulang menuju rumah di Malang. Pukul 14.25 wib saya meninggalkan Trangkil menuju arah Juwana. Saat melintas di RM Mitra Kragan, Rembang saya melihat ada seonggok armada bis Safari Dharma Raya (OBL) mesin MB V 2629 karoseri Adi Putro yang mangkrak begitu saja. Sayapun bergegas memotonya, ternyata setelah saya dekati bis tersebut sudah tidak ada mesinnya, bemper belakang juga sudah raib entah kemana.

Pukul 22.30 saya dan kaluarga akhirnya sampai di rumah Malang. Perjalanan dari Pati-Malang yang biasanya ditempuh hanya enam jam dengan naik mobil, kemarin ditempuh dengan waktu sembilan jam, akibat kegiatan karnaval yang menghambat laju kendaraan. Saat macet melanda maunya sih, mengeblonk truk-truk yang ada di depan saya, namun saya tidak tega. Dan semua penggemar bis di manapun Anda berada, sampai di sini cerita saya tentang hunting foto bis di Pati, Jawa Tengah sampai bertemu di cerita dunia per BIS an lainnya.
Merasakan goyangan yang lembut di bis malam Malang Indah Bisnis RS
non-AC Denpasar-Malang

Lama sudah penggemar bis dari Malang tidak touring naik bis. Kali ini, Frans dan Andi BisMania Malang Raya touring naik bis dari Denpasar menuju Malang. Kami berada di terminal Ubung mulai pukul 12.00 wita. Selama di sana kami ingin menikmati suasana terminal bis yang tidak kami jumpai saat di Pulau Jawa khususnya Malang. Namun sayang, hujan turun dengan lumayan deras. Padahal siang itu sudah banyak bis yang parkir di jalur pemberangkatan.  Niat untuk memoto bis jadi urung kami lakukan. Beberapa menit kemudian akhirnya hujan reda, berburu poto bis pun kami lakukan.
Suasana di Terminal Ubung Denpasar, 10 Desember 2008
Siang itu di terminal Ubung bis-bis AKAP yang parkir di jalur antara lain Lorena MB OH 1521 model selendang karoseri Adi Putro, Pahala Kencana Hino RK euro II karoseri Tentrem model Jupiter, Kramat djati model selendang atau new setra karoseri Adi Putro, dan yang jarang kami lihat yaitu bis Safari Dharma Raya OBL model Vanhool karoseri Adi Putro mesin Scania. Bis-bis lain yang sudah parkir di sana ada Santoso Hino RG dan Zena mesin Mitshubishi RM (mesin belakang), keduanya tujuan Surabaya. Beberapa puluh menit kedepan bis-bis AKAP tersebut berangkat menuju kota tujuan masing-masing.
Kami rencananya akan melakukan perjalanan pulang naik bis ke Malang secara estafet, melalui Jember kemudian oper bis ke Probolinggo hingga Malang. Di jalur parkir bis ada bis Gunung Harta mesin Hino AK 1 J full AC seat 2.2 yang konon tarif ekonomi di kaca depan tertempel tulisan Jember. Wah ini menurut kami menggoda dan harus dicoba.
Tidak mujur, kata pengurus bis Gunung Harta bis yang kami maksudkan tadi ternyata berangkatnya sore hari sekitar jam 17.00 wita. Wah, sayang sekali kami pun tidak jadi naik bis Gunung Harta full AC itu. Soalnya pertimbangan kami, kalo bis Gunung Harta ke Jember tadi berangkat siang kami jadi numpang. Namun, karena berangkatnya petang akhirnya tidak jadi naik mending naik bis langsung ke Malang saja.
Hati Frans sangat gembira ketika berada di P. Bali
Sembari bengong dan lihat-lihat bis di terminal Ubung, kami pun akhirnya sepakat untuk naik bis malam langsung tujuan Malang.  PO Malang Indah yang merupakan bis asli Malang jadi incaran kami, karena penasaran dengan cerita orang-orang yang bilang kalo bis Malang Indah itu larinya lumayan kencang tidak kalah dengan bis malam lainnya. Kami ingin membuktikannya apakah yang diceritakan orang-orang itu benar atau tidak?
Pukul 14.00 wita akhirrnya kami menuju loket penjualan tiket bis malam Malang Indah tujuan Malang. Oleh pengurus Malang Indah terminal Ubung kami diberikan pilihan kelas, ada yang AC eksekutif ongkosnya Rp95.000,- dengan fasilitas full AC, seat 2.2 dengan recleaning seat, hiburan musik dan video serta toilet, dengan bis mesin Hino RK turbo karoseri Tentrem. Kelas lain yaitu bisnis RS seat 2.2 non AC ongkosnya Rp75.000, dan Patas non AC seat 2.3. Kami berdua memutuskan untuk beli tiket bis malam Malang Indah yang Bisnis RS 2.2 non AC, namun berdua kami ditarik ongkos Rp155.000,-. Namun saying, tempat duduk dengan deretan terdepan sudah diisi. Jadinya kami ambil nomor bangku 5 dan 6. Setelah tiket ditangan, kami harus menunggu hingga jam bis berangkat pukul 17.00 wita.
Waktu keberangkatan masih lama, kami kembali mengamati dan menikmati suasana terminal Ubung. Pemadangannya ya liat bis-bis yang datang di terminal Ubung. Rata-rata dari Gilimanuk dan Jember, seperti PO Megah, Lintas Samudera, Gunung Harta bomel, Akas Asri, Citra Wisata Mandiri (CWM), Indonesia Abadi, dan bis PT KAI.
Bis PT KAI B.Wangi-Denpasar P. p.&
Indonesia Abadi Surabaya-St.Bondo-D.Pasar P.P.
Siang menjelang sore beberapa bis malam tujuan Yogyakarta, Semarang, Tulungagung, Kediri, Surabaya dan Malang sudah pada berdatangan. Ada bis Safari Dharma Raya OBL OH 1525 seri S, Muji Jaya Oh 1518/XBC euro III gambar mobil balap F1 tujuan Semarang, bis-bis tujuan Yogya; Sedya Mulya karoseri Tugasanda, Tami Jaya Hino RG, Gunung Harta dan Restu Mulya. Bis-bis tujuan Tulungagung atau Kediri juga pada parkir, ada Gunung Harta, Bali Lintas Dewata/Baruna, dan Setiawan.


Bis-bis tujuan Ke Semarang&Surabaya
Semakin sore bis-bis tujuan Surabaya dan Malang juga pada berdatangan untuk megisi jalu pemberangakatan dan posisi parkir agar terlihat oleh calon peunumpang. Bis-bis tujuan Surabaya dan Malang yang parkir diantaranya ada Medali Mas, Zena, Al Mubarok, Utama Lovina, Bali Perdana, Wisata Komodo, Restu Mulya, Megah, Santoso, pasukan Gunung Harta dan Malang Indah. Tampak terlihat para pengurus masing-masing PO berlomba mencari dan menawari kepada para calon penumpang.
Bis Malang Indah yang kami tumpangi
Bis Malang Indah yang sedianya akan kami tumpangipun juga sudah parkir di jalur. Kami dan penumpang lainnya naik bis untuk menempati urutan nomor tempat duduk masing-masing meski bis dalam keadaan mesin mati. Bis Malang Indah yang kami tumpangi cukup bagus. Bis nya berkaroseri Tentrem, total seat 43, dan yang lumayan bikin heboh bagi kami TV LCD nya merek LG 21”model Sleek Design. Namun, meski bodinya baru ternyata bis Malang Indah yang kami tumpangi ternyata bermesin dan berchasis Hino AK Ranger tahun 2002 eks bis Restu bomel Malang-Surabaya.


TV LCD
Dengan membawa penumpang sebanyak 35 orang bis Malang Indah bisnis RS non AC, meninggalkan terminal Ubung pukul 17.15 wita untuk berangkat menuju Malang. Rupanya bis-bis malam tujuan Surabaya dan Malang rata-rata serentak berangkat ketika petang tiba. Jadinya iring-iringan deh, bis Malang Indah kami harus rela didahului oleh Malang Indah Full AC karoseri Tentrem mesin Hino RK, yang konon eks Eka Cepat, di daerah Tabanan. Melewati jalanan Bali yang berkelok-kelok degan disertai tikungan tajam dan jalan menanjak membuat setiap pengemudi harus ekstra waspada. Jalanan di Pulau Bali rata-rata ngepres saat berpapasan dengan dari arah berlawanan. Apalagi saat itu hujan mengguyur sepanjang perjalanan.

Tiba di pelabuhan atau darmaga penyeberangan Gilimanuk, Jembrana Pulau Bali sekitar pukul 20.00 wita. Bis Malang Indah kami parkir dan mengantre untuk masuk kapal Ferry. Di kapal Ferry kami berdua turun dari bis dan naik ke atas dek kapal untuk menikmati suasana kapal. Penyeberangan memakan waktu sekitar satu jam. Sejam berada di kapal akhirnya kami kembali ke Pulau Jawa dan kami kembali menyesuaikan waktu dari wita menjadi wib.
Ada tiga Bis dalam satu kapal, semuanya tujuan Malang dari Denpasar
Perjalanan darat naik bis kembali kami nikmati, rute yang dilewati dari Ketapang, Alas Bulu, alas Bajulmati yang lumayan panjang dan sangat gelap jika malam hari, Asembagus, Situbondo, kawasan Pantai Pasir Putih Indah, dan Besuki. Bis malam Malang Indah yang kami tumpangi berhenti untuk istirahat dan mendapatkan service makan di RM Setia Banyuglugur, Besuki. Lumayan akhirnya dapat jatah makan malam juga, diantara menu yang dipilihkan yaitu nasi rawon, soto dan campur kami berdua memilih nasi soto ayam dengan minuman teh manis hangat.

Lima belas menit bis istirahat para penumpang kembali naik ke bis Malang Indah dan bis kembali berangkat melanjutkan perjalanan menuju Malang. Sebelum berangkat Pak kernet bertanya satu persatu kepada setiap penumpang menanyakan turunnya di mana. Sesaat setelah bis kembali melanjutkan perjalanannya, perut kami terasa kenyang hingga akhirnya kami pun tertidur. ZZzzzzZZ...Zz.Z..zzz....nggikkk...GrOggg..gRoG.. ssstt.. Walah.. Si Frans ngorok. Ceess...cesSs..jess... Wah, si Andi ngiler.
Gaya mengemudi Pak Toyo yang halus dan goyangan nan lembut 'gronjalan' di jalan pun tidak kami rasakan membuat kami nyaman dan akhirnya tertidur lelap. Terbangung karena mendegar suara Pak Muctar, asisten pengemudi berteriak, “Yo ... yang turun Purwosari persiapan!!” sahutnya kepada penumpang yang rata-rata tertidur lelap.  Eh,tahu-tahu sudah sampai di Purwosari, jalan raya Surabaya-Malang. Wah, nyaman sekali Pak Toyo pengemudi bis Malang Indah yang kami tumpangi. 

Pukul 03.45 wib bis Malang Indah yang kami tumpangi dari Denpasar tiba dengan selamat di terminal bis Arjosari Kota Malang dan usai sudah perjalanan naik bis Frans dan Andi dari penggemar bis di Malang. Inginnya merasakan naik bis banter berkesan ugal-ugalan ternyata malah bis nyaman nan kalem yang kami rasakan semalam bersama Malang Indah Bisnis RS 2.2 Non-AC. Sampai jumpa pada cerita naik bis dikesempatan lainnya.

Trek Medan-Pekanbaru

Salam touring buat rekan-rekan pecinta bus semua. Sekedar berbagi pengalaman touring, bukan di Pulau Jawa melainkan di pulau Sumatera. Kali ini saya mencoba dan merasakan rute Medan-Pekanbaru. Saya percayakan kepada otobis CV Makmur kelas Super Eksekutif. Ongkos naik bis sekali jalan antara Medan hingga Pekanbaru Rp195.000,-

Pekanbaru sore itu
Saat itu pukul 17.30 wib final inspection di hotel tempat saya menginap, karena jam 18.00 wib harus check out. Setelah menyerahkan kunci kamar ke FO, saya menyempatkan diri untuk berkenalan dan berbincang dengan pemilik hotel sembari foto-foto hotel tempat saya menginap.

18.30 wib, saya memanggil tukang Betor (Becak Motor) yang berada disudut jalan, untuk diantarkan ke agen bus CV Makmur di kawasan Amplas Kota Medan. Sepanjang jalan menuju kawasan Amplas sayapun berbincang dengan pengemudi becak yang rupanya asli orang Purwokerto yang sudah lama tinggal d Medan.

19.05 wib memasuki kawasan Amplas. Di sana banyak dijumpai tempat penjualan tiket bus atau travel, semacam agen biro perjalanan. Diantaranya ada agen PO Almaasar, PMH, Medan Jaya, PO. ATS dan masih banyak lainnya. Sempat membuat saya tertegun saat saya menjumpai bus-bus model jaman dahulu kala. Semacam bis chasis MB OH-1518 dengan model bodi yang jarang dijumpai, Mercy Banteng, Mercy body GMM pun saya jumpai.


19.10WIB tiba di agen bis CV Makmur. Rupanya sudah ramai dengan calon penumpang maupun yang mengantar. Setelah laporan kepada petugas cheker tiket di bagian loket, saya menuju halaman belakang yang ternyata sudah berjajar 4 unit bis CV Makmur di shelter pemberangkatan. Bis-bis CV Makmur itu akan mengantarkan penumpang menuju kota Dumai, Duri, Bangkinang dan beberapa kota tujuan lainnya.



Malam semakin larut, penumpang pun semakin ramai terlebih jam keberangkatan bus tidak terlalu jauh. Bis Makmur terbagi 3 kelas: Non AC, Super VIP (2-2), Super Eksekutif (2-1) yang armadanya ada juga yang menggunakan chasis Volvo B7R.

Satu persatu bss Makmur mulai datang dan memasuki shelter pemberangkatan. PO Makmur lebih dominan menggunakan Mercedes Benz OH-1518,OH-1521 dan 2 unit Volvo untuk kelas SE. Namun sayang bis Volvo milik CV Makmur sedang tidak jalan. Info dari rekan pecinta bus Ferry Aditya (Motulu) Pekanbaru maupun petuhas security CV Makmur Bang Syahria, satu unit sedang di Karoseri Cipta Karya Medan guna perbaikan bodi dan satu unit sisanya ada di bengkel Indo Truck Pekanbaru menunggu sparepart dari Jerman. Padahal bis Volvo yang masuk bengkel sudah semenjak pertengahan Desember 2008.

20.05 WIB bus yang akan saya naiki pun datang dan parkir di shelter pemberangkatan. setelah saya selidiki ternyata bus yang saya naiki MB OH-1518 berbalut bodi Millenium karoseri Rahayu Sentosa. Menempel angka 18 pada pintu penumpang dengan model geser ini.

Memasuki ruangan kabin, saya bergegas untuk menaruh menaruh tas dan jaket pada seat yang tertera di tiket yaitu seat 15 (seat tunggal paling belakang). Seat tunggal yang dilengkapi legrest, bantal, selimut tebal, snack, minuman mineral adalah fasilitas yang saya dapatkan.


20.30 wib bis berjalan dari shelter pemberangkatan dan saat akan keluar agen, ada seorang penumpang yang tertinggal sehingga bus berhenti sebentar. Keluar agen, bus berputar arah menuju arah Tol Tj.Morawa.sepanjang jalan menuju arah tol,bus sempat beberapa kali untuk mencari penumpang cap RR-an dengan resiko duduk di smoking area.2 penumpang R-Ran pun masuk ke dalam bus melalui pintu belakang.

ada yang berbeda yang saya temui, jika biasanya bus2 malam di jawa berangkat dengan 2supir 1 kernet di bus yang saya naiki berangkat dengan 1 supir dan 2 kernet.

20.45 WIB bus memasuki tol Tj.Morawa setelah sebelumnya terjebak kemacetan karena ada pembangunan flyover.supir pun memacu kendaraan ada kecepatan 80-100 km/jam.

21.07 WIB memasuki kawasan LubukPakam,sempat bertemu dengan bus Medan Jaya body RS Evo.Tidak banyak lawan yang ditemui hanya truck2 kayu maupun kontainer.

21.15WIB masuk POM untuk membeli solar.total dana yang harus keluar sebesar 650rb

bus melanjutkan perjalanan ditemani suasana malam itu yang mulai gerimis.karena suasana yang demikian nyaman, ditambah kelihaian supir memacu kendaraan,membuat saya terlelap karena kelelahan... ZZZzzzzz

22.30WIB sempat terbangun karena bus berhenti ditengah perkebunan kelapa sawit daerah Kisaran.ternyata AC bus mengalami masalah.dalam hati sempat dongkol("koq bus SE ada problem gini?apa ngga dicek dulu?") kurang lebih 10 menit probelm dapat diatasi,bus kembali melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya di blong Makmur tujuan DUMAI
dan po Kurnia.kembali saya terlelap.... .

7.05WIB ternyata sudah pagi dan melihat ke jendela, ternyata memasuki kawasan dumai disambut dengan hujan yang cukup lebat.bus berhenti di simpang dumai-medan untuk menurunkan 2 penumpang R-Ran selanjutnya tncap gas.dari sini,terasa supir terus menginjak gas untuk mengejar waktu masuk ke Pekanbaru ataupun mengejar bus Makmur
VIP dan Pelangi.Sempat terlihat bus pelangi dan makmur yang tadi menyalip bus saya, namun lama kelamaan mereka hilang diantara guyuran hujan yang semakin lebat memasuki kawasan lintas Dumai-Duri.

9.05WIB masuk RM Setia Abadi untuk service makan.lumayan lah perut sudah keroncongan akhirnya diisi dengan menu nasi padang lauk ayam goreng.selesai makan, sempat mengabadikan bus yang saya naiki dengan CamDig sampai akhirnya
"Baterai Habis".ah sial padahal mau foto bus makmur SE yang lain T_T.sempat juga terlihat bus Intra, Kurnia melaju ke arah pekanbaru dan bus kurnia lain ke arah medan.

9.30WIB bus melanjutkan perjalanan dengan meninggalkan bus makmur SE lain.

Lepas RM, memasuki kawasan "RollCoaster" Minas.Mengapa demikian?karena sepanjang jalan ini, jalan hanya terdiri dari 2 jalur(mirip track Bulu-Bancar Tuban),berkelok2 dan diselingi tanjakan dan turununan yang cukup ekstrim menuntut kepiawaian dari supir.Tak hanya itu, sepanjang track ini terdapat hamparan kebun kelapa sawit dan check point Tambang minyak milik PT.Chevron. bus dipacu cukup kencang untuk melibas kawasan ini, jarang2 pedal rem diinjak kalau tidak terlalu penting...alamak. ...serasa naik jet coster darat negh.....apalagi supir makin injak gas ketika melihat bus PMH didepan
yang ngga mau ngalah....bisa dibayangkan balapan pagi hari itu, dengan kawasan yang ekstrim dan kondisi jalan yang basah karena hujan terus mengguyur.Akhirnya PMH berhasil dilewati.tak lama kemudian saya melihat ke depan, ternyata ada
si IJO terjepit di antara truck pengangkut kayu.Mungkin melihat ada bus makmur di belakang, si ijo berusaha untuk terus melaju sampai akhirnya bus saya menempel dibelakangnya. Si ijo ini memakai baju RS-Evo.aksi ini terus berlanjut sampai akhirnya
si ijo berhenti untuk masuk ke agen kecil di kawasan Minas.Pas bus saya menyalip si ijo terlihat kode bus dan jurusannya LE 190 Medan-Palembang. karena panjangnya kawasan rollcoaster ini, membuat saya kembali terlelap.... .sampai akhirnya
saya terbangun dan melihat ke luar ternyata sudah memasuki kawasan SIAK II yang artinya sebentar lagi saya harus turun.dan benar saja,sang kernet 2 mulai menanyakan penumpang yang akan turun di Jl Riau Ujung (Simpang) dengan menyerahkan
kartu bagasi jika memang ada barang dibagasi.bus mulai melambat dan berhenti di kawasan simpang/riau ujung untuk menurunkanpenumpang termasuk saya,sebelum turun saya ucapkan terima kasih kepada sang supir dan sang kernet.

1 perjalanan yang ngga akan bisa dilupakan,Mercy Jadul, Kelas SE, 6 deret, jalan yang penuh tantangan sungguh mengasikkan. ....