14 April 2010
04 April 2010
02 November 2009
05 Oktober 2009
04 Oktober 2009
Cinta Pertama Dan Terakhir
Sherina – Cinta Pertama Dan Terakhir
sebelumnya tak ada yang mampu
mengajakku untuk bertahan
di kala sedih
sebelumnya ku ikat hatiku
hanya untuk aku seorang
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
reff:
kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku
sebelumnya tak mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan
yang kelam ini
sebelumnya rasanya tak perlu
membagi kisahku saat ada yang mengerti
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
repeat reff
bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirku
repeat reff
Lirik lagu Sherina – Cinta Pertama Dan Terakhir ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Sherina – Cinta Pertama Dan Terakhir.
07 September 2009
23 Agustus 2009
Anda sudah bergabung ke BISMANIA COMMUNITY ?
X-presikan jiwa petualanganmu di jalan raya, sharing informasi dan diskusi hangat tentang BUS dengan bergabung ke “BISMANIA COMMUNITY’
Teman-teman anda dari seluruh tanah air telah menanti anda semua…..Caranya dengan gabung ke milist BisMania@yahoogroups.com
Related Link: http://groups.yahoo.com/group/BisMania/
Post message: BisMania@yahoogroups.com
Subscribe: BisMania-subscribe@yahoogroups.com
Unsubscribe: BisMania-unsubscribe@yahoogroups.com
List owner: BisMania-owner@yahoogroups.com
Mungkin anda kenal istilah ini: Patas AC, Ekonomi,Scania, Mercedes-Benz, OH1525, Hino RG, Volvo, MAN, Nissan Diesel, Fuso, Adiputro, Rahayu Sentosa, Laksana, Morodadi Prima, 7Speed, Intercooler, Nusantara,Lorena, Damri, Pahala kencana, Sinar Jaya,Akas, Nippon Denso, Thermo King, Konvekta dan.. masih banyak lagi, pokoknya semua ada!!!
Kemana mesin Mitsubishi??
Tips naek bus Malang_Jkt
Sebagai mahasiswa yang uang saku/jajannya serba pas-pasan saya dituntut untuk bisa membagi jatah uang bulanan demi kelangsungan hidup. Angka Rp215.000 Malang-Bogor P.P. kalau kelipatanya saja berarti hampir mendekati angka setengah juta. Wow, hanya demi cinta rela keluar uang segitu!? Iya itulah cinta, cinta dengan sang kekasih dan cinta dengan bis juga.
Nah, berikut tips murah naik bis dari Malang-Jakarta dan juga Bogor
1. Berangkat dari Malang ke Surabaya> maksimal jam 10.00 pagi (mengingat Raya Porong yang tidak bisa diprediksi, kadang lancar-kadang macet). Tarip Bis Patas Malang-Surabaya ekonomi Rp15.000,-. Boemel reguler non patas/ac tarip biasa Rp8.000,-. Kalo saya sih biasanya naik Patas tapi bilang sama kondekturnya penumpang langganan (LG) jadinya kena Rp10.000 saja.
2. Sampai di terminal Purabaya, Bungurasih, Surabaya harus segera naik bis tujuan Kudus-Semarang. Maksimal jam 12.00 wib bis harus sudah berangkat. Bayar karcis di dalam bis dan minta turun di terminal Kudus. Tarip Bis Patas Surabaya-Kudus Rp40.000,- (tanpa makan). Boemel reguler non patas/ac tarip biasa Rp30.000,-. Kalo saya sih naik Jaya Utama AC tarip biasa yang berangkat jam 11.45 wib. Sopir nya juga suka ngeblonk! Kadang juga naik Patas. Tidak mesti, tergantung mood.
3. Sampai di Kudus, turun depan terminal. Harus sampai di terminal Kudus sebelum jam 17.30 wib. Nah, saat di pintu masuk bis Anda akan didatangi banyak calo yang menawarkan. Dan di sana sudah menunggu bis-bis yang akan membawa penumpang ke arah Jakarta, Bekasi, Cikarang, Poris, Merak, dan sekitarnya. Bagi yang mau ke Bandung juga ada. Berbagai pilihan PO dan armada serta karoseri ada. Scania, MB, Adiputro, Executive apa SE nya Nusantara? Tinggal pilih, mana yang Anda suka. Sesuaikan dengan selera dan budget Anda. Tujuan jakarta ada PO Nusantara, Pahala Kencana, Haryanto, Muji Jaya, Senja Furnindo, Bejeu, Shantika, Gajah Asri Raya, Lorena, Budi Jaya, Sido Rukun, Selamet, Dewi Sri Asri, Sumber Harapan, Tri Sumber Urip, Bayu Megah, Jaya Bakti Super, Artha Jaya atau yang lain, yang tidak saya sebutkan? Harga tiket tujuan Jakarta dengan bis kelas eksekutif dan SE bervariasi kisaran Rp70.000-Rp130. 000. Tergantung ramai sepinya penumpang dan kena calo nya siapa. Kelas eksekutif fasilitasnya hampir sama. Yang jelas ber AC dan toiliet. Dari Kudus ke Pulo Gadung kisaran Rp70.000-Rp80. 000,- Rawamangun Lebak Bulus, Mangga Dua dan Besar Rp90.000,-Rp130. 000,-. Bis tujuan Pulogadung, Jakarta lebih murah. Memang pasaranya segitu. Bisnya juga seatnya Patas ada yang sampai 40 tempat duduk, tapi pake toilet, kayak Haryanto. Jam 21.00 wib terminal Kudus sudah sepi. Bis Kudus larinya rata-rata ngebut semua. Kalau saya sih pilih naik Bejeu yang MB 1525 Adiuptro, fasilitas oke, duduk di depan, ongkos Rp80.000,- makan prasmanan di RM Bukit Indah, Batang. Bisnya larinya, alamak....mak nyusss...ngebut namun setirannya tetap nyaman. Fasilitasnya juga OKE. Snack, selimut, LCD, toilet, dan hiburan...masih bersama Monata! . Dan yang paling penting larinya alamak....mak wwuussss.... Puas rasanya. Saya sudah coba Nusantara, Haryanto, Bejeu, Senja Furnindo, Shantika, dan Muji Jaya. Lainya belum.
4. Sampai Jakarta masih subuh sekitar jam 04.00-05.15 wib. Tidak terlalu dini hari dan juga tidak kesiangan. Lumayan bagi yang jam 08.00 wib masuk kantor masih ada waktu. Kalo saya pas naik Bejeu sampai Jakarta pukul 04.00 wib turun di Gudang Garam, Cempaka Putih. Nyabrang jalan nunggu bis apa aja pokoknya yang mau ke Bogor Rp10.000, naik dari pintu masuk tol Cempaka Putih.Jadi, Malang-Sby Rp10.000,- Sby-Kudus Rp30.000,- Kudus-Jakarta Rp80.000,- ditambah Jakarta-Bogor Rp10.000. Total habis biaya naik bis Rp130.000,- Semuanya ber AC. Namun, itu semua belum termasuk uang saku buat jaga-jaga di jalan. Akhirnya sampai juga di Jakarta/Bogor dengan biaya yang tidak menyentuh angka Rp200.000,-an ditambah keturutan dapat sensasi naik bis banter. Dan biasanya pagi hari nya saya menghubungi seorang calo terminal Kudus langganan saya. Beliau siap membantu. Tinggal pengen naik apa dan duduk di mana. Prinsip saya kalo ada yang lebih murah, fasilitas hampir sama, dan larinya ngebut kenapa tidak? Dari pada bayar mahal fasilitas hampir sama tapi larinya tidak ngebut dan nyampainya siang. Bagaimana dengan perjalanan Anda?
Malang-Tasik
Juma’t pukul 20.50 wib saya berangkat dari terminal Arjosari Malang dengan menggunakan bis Tentrem Hino AK tahun pembuatan 2004. Bisnya kelas boemel non AC, model travego dengan karoseri Tentrem sendiri. Pada kaca belakangnya terdapat tulisan “bisACepat”. Nama sopirnya Pak Monot, selama perjalanan tidak ada peristiwa yang unik, namun sepanjang perjalanan meunuju Surabaya saya berpapasan dengan Karina super eksekutif (KS 420) dan Lorena (LE 422) MB 1525 model selendang Adiputro dari Jakarta baru mau masuk Kota Malang, ada apa gerangan? Saat melintas di Raya Porong saya kembali berpapasan dengan bis malam Safara Dharma Raya (OBL) model neoplan dari Jakarta. Tidak diketahui secara pasti tujuan kemana bis bergambar gajah tersebut. Yang jelas saat itu kaca depan bis itu dalam keadaan sudah pecah semua dan diganti dengan plastik mika yang diplseter dengan isolasi warna cokelat.
Sekitar pukul 22.00 wib saya sudah berada di terminal Bungurasih Surabaya. Malam itu malam sabtu, biasanya teman-teman BMC Surabaya ‘nyangkruk’ di sisi dekat jalur pemberangkatan bis malam jurusan Jakarta. Namun, setelah saya sms beberapa rekan mereka bilang hari itu kebetulan teman-teman sedang ‘perpal’ alias tidak ada kegiatan nyangkruk. Sebagian sedang menghadiri sunatan massal bersama di termnial Rawamangun yang diselenggarakan oleh Bismania Community.
Pukul, 22.30 wib saya menuju jalur pemberangkatan bis nomor tiga. Di sana sudah menunggu bis-bis kelas ekonomi tujuan Madiun-Solo-Jogyakarta seperti po Sumber Kencono yang akan segara berangkat. Meski banyak bis Sumber Kencono dengan mesin Hino AK turbo, namun saya sudah terbiasa naik po Mira yang berangkat dari Bungurasih jam 22.50 wib. Favorit saya ya naik Mira yang nama sopirnya Cak Atim. Kenapa? Karena dulu saya pernah ikut bis beliau, wow, larinya kecengnya minta ampun. Top speed di spedometer pernah menunjukan angka 120 km/j. Disamping itu kalau sopirnya Cak Atim, pasti selalu berburu bis “SK”. Dulu saya pernah naik Cak Atim menyalip 10 bis Sumber Kencono di depannya. Namun, sungguh sayang setelah saya tanya sama kernetnya ternyata yang joki bukan Cak Atim. Kernetnya bercerita kalau Cak Atim sekarang sudah tidak menyopir bis Mira lagi, beliau saat ini sedang berada di hotel prodeo Kota Madiun akibat kasus perkelahian dan pengeroyokan yang melibatkan kru bis Mira dengan bis Sumber Kencono.
Cak Atim, sopir bis Mira favorit saya ternyata sudah berada di LP Madiun sekitar tiga bulan lamanya. Bis Mira yang saya tumpangi berno.pol W.XX65.PU, biasanya bis ini berangkat dari Bungurasih jam 00.00 wib dengan sopir batanganya Pak Soni, asal Nganjuk. Namun kali ini jam nya dimajukan pukul 22.50 wib dengan sopir Pak Nur Wahid. Sebagai penumpang langganan yang sudah mendapatkan Kartu Langganan (KL) ongkos Surabaya-Yogya Rp36.000,-. Selama perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta bis Mira yang saya duduk di depan. Kondisi penumpang dari Bungurasih terus bertambah banyak, hingga akhirnya penuh penumpang hingga ada yang berdiri. Namun selepas terminal Kertajaya, Mojokerto banyak penumpang yang pada turun. Malam itu, Mira hanya menyalip satu bis Surya Perdamaian, empat Sumber Kencono, satu Akas Asri dari Banyuwangi/Jember dan beberapa bis pariwisata lainnya arah tujuan Yogya. Disalip satu kali oleh bis Patas Eka Cepat, Hino RG karoseri Tugas Anda di daerah Guyangan, Nganjuk. Pokonya naik Mira...mak wuuss... Puas banget naik bis super banter malem itu.
Sekitar pukul 04.28 wib keesokan harinya bis Mira berkaroseri New Armada model spirnter yang saya tumpangi tiba dengan selamat di Terminal Bis Giwangan, D.I.Y. Saya pun turun dan langsung menuju Mushola. Setelah sholat dan mandi, saya berjalan-jalan sambil melihat bis-bis yang pelataran parkir bis terminal Giwangan. Pukul 06.00 wib saya menuju warung makan Gudeg Jogya Bu Gito, yang terletak di belakang terminal. Setengah jam berikutnya saya kembali masuk terminal dan menuju jalur pemberangkatan bis ke Tasikmalaya/Bandung. Sembari menunggu jam keberangkatan bis Budiman menuju Tasik, saya bersms teman BMC DIY yang intinya numpang lewat Jogya dan minta maaf karena tidak bisa mampir.
Pukul 06.50 wib bis Budiman kelas Bisnis AC tujuan Tasik yang dinantikan akhirnya datang juga dan merapat ke jalur. Pada kaca sampingya bertuliskan dengan huruf besar Yogya-Tasik. Namun, sayang saya tidak dapat duduk dibangku deretan terdepan karena sudah terisi penumpang dari garasinya sana. Akhirnya saya memili duduk di deretan belakang, depan pintu keluar. Maksudnya memilih kursi tersebut biar rec.seatnya distel full ke belakang dan tidur dengan nyaman, tanpa harus mengganggu penumpang yang dibelakangnya. Total bangku penumpang semuanya 44 buah pabrikan dari asal karoserinya, non toilet.
Pukul 07.03 wib, Bis Cepat Budiman (BCB) MB Euro 2-OH 1525 karoseri Laksana model sprinter meninggalkan terminal bis Jogya menuju Tasikmalaya lewat Purworejo, Kebumen, Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, dan Kab. Ciamis. Harga bis Budiman Jogya-Tasik kelas Bisnis AC Rp65.000,- Membawa 28 orang penumpang. Selama perjalanan di dalam bis tidak ada unsur bunyi-bunyiannya. TV nya pun tinggal rak nya saja, alias TV bolong. Beberapa bangkunya juga tidak dapat distel alias sudah rusak. Gaya mengemudi sopir bis yang ini saya saya merasa tidak nyaman. Sering gas dan sering mengerme mendadak. Dari belakang saya merasakan tidak nyaman.
Pukul 11.30 wib BCB sampai di rumah makan Sari Rasa, Kec
****************************************************************************************************************
Pukul 17.00 wib sebenarnya saya ingin untuk bisa naik bis Mandala Hino AK, bis dari Bandung tujuan Surabaya lewat Purwokerto, kelas ekonomi AC tarip biasa. Soalnya kalau naik Budiman saya akan berangkat pukul 20.00 wib. Berarti saya harus menunggu lama, padahal saya ingin segera pulang akan cepat sampai di Malang. Namun saya ragu, bakal tidak dapat bis Mandala tersebut, karena sudah terlalu sore. Bis Mandala tujuan Surabaya dari Tasik berangkat siang hari, jam 13.00 hingga jam 14.00 wib.
Saya penasaran tentang kode-kode bis yang ada di bis Budiman, pak Momon menjelaskan dan sayapun jadi tahu maksud dari angka yang ada pada nomor lambung bis tersebut.
Pukul 20.30 wib bis malam cepat Budiman tujuan Solo masuk di pool Budiman. Bis yang diberangkatkan dari Bandung ini bermesin MB Euro 2-OH 1525, model evolution karoseri Rahayu Sentosa. Semua penumpang yang tujuan Solo masuk ke dalam bis bernomor lambung E 313 ini. Sayapun duduk paling depan di bangku nomor dua. Di dalam bis saya merasa nyaman sekali, goyangan dan cara mengemudi dari Pak Dian Sopir bis Budiman tujuan Solo ini perlu diacungi dua jempol. Cara mengoper verslening cukup halus, cara mengeremnya juga tidak srudak-sruduk.
Pukul 00.30 wib bis Budiman yang saya tumpangi sampai di RM Sari Rasa, Jalan Raya Sampang, Kab. Cilacap. Di sana sudah ada bis Budiman yang lain tujuan Jogya (E 299) dan Semarang (R 251). Tidak lama kemudian ada bis Budiman tujuan Wonogiri datang. Kurang lebih sekitar 20 menit bis istirahat, kembali bis melanjutkan perjalanan. Bis Budiman tujuan Solo yang saya tumpangi ini menyalip bis Pariwisata Zena di daerah Lumbir, Majenang, Kab. Cilacap. Lalu bis Budimasn saya berhasil menyalip Budiman Tasik-Jogya(E 299), Maju Lancar, dan bis malam Kramat djati dari Bandung tujuan Solo-Wonogiri. Sisanya saya tertidur pulas, dengan goyangan lembut Pak Dian sopir Budiman. Yang bikin tidak nyaman selama di jalan yaitu kondisi jalan antara Cilacap-Kebumen-Purworejo yang rusak, bergelombang, dan sempit. Namun, sekali lagi berkat kemahiran pak Dian, penumpang di bis Budiman tujuan Solo ini aman dan nyaman, sampai-sampai semuanya tertidur pulas. Betul-betul bisnya manusia berbudi!
Pukul 04.05 wib bis Budiman tiba di terminal Tirtonadi Solo. Selanjutnya saya ke Mushola di terminal bis dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Jawa Timur. Maksud hati ingin naik bis Mira, namun ternyata bis Mira baru ada pukul 06.00 wib. Mau naik Patas Eka Cepat kok terlalu mahal. Akhirnya saya terpaksa naik bis Sumber Kencono. kelas ekonomi . Padahal prinsip saya, selagi ada bis Mira saya pasti naik bis Mira, namun dijalur berangkat parkir bis yang ada semuanya bis Sumber Kencono pada ngumpul. Tanpa menunggu lama saya langsung naik bis Sumber Kencono dan duduk di bangku paling belakang sendiri. Bis dengan no.pol. W.XX73.FU jurusan Surabaya-Madiun-Solo-Semarang ini, mesinnya Hino AK model Panorama DX karoseri Laksana. Ngebutnya sih boleh, namun kesan ugal-ugalan sangat terasa. Terlebih cara menyalip kendaraan lain di depannya sangat berbahaya. Berbeda dengan bis Mira, meski ngebut se ngebut-ngebutnya namun bagi saya masih tetap aman dan nyaman saat di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan saya memilih bis Mira daripada bis Sumber Kencono.
Pukul 08.15 wib ahri Minggu, bis Sumber Kencono sampai di terminal Kepuhsari, Jombang. Saat turun dari bis kebetulan ada bis Puspa Indah tujuan Malang yang sudah mau berangkat, sayapun naik.
Menu Jalan :
Ruote : Malang-Tasikmalaya (via selatan)
Tanggal : 8-10 Agustus 2008 (2 malam)
Peserta : satu orang
Berangkat
Malang-Surabaya (Ekonomi) Rp 8.000,-
Surabaya-Jogya (Ekonomi) Rp 36.000,-
Jogya-Tasik (Bisnis AC+servis makan) Rp 65.000,- +
Rp109.000,-
Pulang
Tasik-Solo (Bisnis AC+servis makan) Rp.70.000
Solo-Jombang (Ekonomi) Rp 21.000,-
Jombang-Malang (Ekonomi) Rp 15.000,- +
Rp106.000,-
Berangkat dari Malang hari Minggu pukul 09.30 wib. Kebetulan waktu itu saya yang mengemudikannya. Beberapa bis yang saya salip diantaranya, po Sinar Mandiri, po Haryanto (bis pariwisata), po Jaya Utama, dan bis lainnya saya lupa. Sesampainya di Jawa Tengah tepatnya di terminal Lasem, Rembang tiba-tiba terlihat bis Nusantara mesin Scania yang sedang ngetem berhenti menunggu jam keberangkatan. Sayapun berhenti dan meminggirkan kendaraan untuk memfoto bis Nusantara dan situasi terminal Lasem. Sepertinya Nusantara dengan kode NS-941 itu jurusan ke Jakarta. Selain bis Nusantara di terminal Lasem waktu itu juga sedang parkir po Bandung Express mesin OH Prima dan Pahala Kencana mesin Hino RG. Puas memoto terminal Lasem saya melanjutkan perjalanan menuju Pati.
Selepas Lasem, kota berikutnya adalah masuk Kota Rembang. Saat melewati terminal Rembang pada waktu itu kebetulan tidak ada bis, sehingga saya tidak memoto kondisi terminal. Kondisi tidak ada bis juga berlanjut di terminal bis Juwana. Dari Juwana saya belok ke kiri untuk menuju Kec. Tayu, Kabupaten Pati di sana keluarga dan kerabat dari Ayah saya sudah menunggu kedatangan kami rombongan dari Malang.
Di Tayu, Kabupaten Pati sayapun meluangkan waktu untuk hunting foto bis. Nah, saat melewati jalanan di Kec. Tayu sayapun melihat po Sari Mustika jurusan Pati-Sumatera yang sedang 'ndeprok' di bengkel cat/las teter.
Didengar dari suara bis tersebut, saya yakin kalau bis tersebut bermesin MB OH 1518, dengan bodi karoseri Morodadi Prima yang dirombak dengan model Evolution lampu Marcopolo karoseri Rahayu Sentosa. Hari semakin petang, saya dan keluarga menuju pusat Kota Pati mencari hotel untuk menginap.
Namanya juga BisMania, saat malam hari tiba pukul 21.00-an sayapun gelisah karena saya yakin jam-jam malam seperti ini adalah waktunya bis malam dari arah Jawa Timur melintas di jalanan Pati.
Keseokan harinya sebelum cek out dari Hotel Rama, Pati saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke pool/garasi/stand cucian bis beberapa po di Pati. Pertama saya mengunjungi garasi po Selamet di daerah Rendole Pati. Kebetulan sekali, saya bertemu dengan Bapak Heri yang merupakan pengusaha bis Selamet. Sayapun minta ijin untuk memfoto kondisi garasi dan beberapa bis Selamet yang ada di sana. Sembari memfoto kami mengobrol seputar bis Selamat dan sharing tentang model bis, membandingkan model karoseri antara Malang dan Pati.
Lokasi: Garasi po Selamet, Pati
Di tahun 1990-an nama berubah menjadi po Selamet dan membuka trayek AKAP jurusan Tayu-Pati-Jakarta P.P. Baru pada tahun 1978 memliki "Mas, karoseri bis di Malang itu bagus-bagus daripada model bis yang ada di Pati ya", komentar Pak Heri yang heran kepada saya karena menurut beliau bis-bis di Malang jauh lebih bagus daripada yang ada di Pati. "Tapi Pak, di Malang menurut saya belum ada bis-bis yang ban nya selalu mengkilap karena disemir. Selain itu ring pelek dari bis Selamet hampir rata-rata di lapisi dengan crome." sanggahan saya.
Selanjutnya Pak Heri mempersilahkan saya untuk memoto bis-bis yang ada di garasi, Pak Heri pun melanjutkan aktifitasnya yaitu membantu mengecat "selendang" bis miliknya bersama anak buahnya. Sebagian besar armadanya bermesin OH1113 atau prima, OH1518 atau don king, dan OH 1521 atau intercooler.
Di sana saya menyempatkan diri untuk melihat lebih dekat "tempat berdandan" bis Famili Raya, di sana ada dua unit armada bis besar bermesin Hino AK yang full AC semua dengan ber area smoking dan bertoilet. Ada yang tidak biasa di bis Famili Raya Trans ini, pada interior bis ini terdapat kursi/bangku CD yang berjumlah dua buah nempel di atas kap mesin sebelah sopir.
Terakhir saya menuju garasi po Sumber Harapan atau kini biasa dijumpai dengan po SH. Saya memperkenalkan diri dengan para pengurus bis SH, mereka tampak antusias menerima kedatangan saya. "Saya aneh dengan Mas Joko, kenapa kok memoto bis-bis yang kondisinya tidak bagus seperti SH ini?", tanya Pak Min salah satu pengurus po SH kepada saya. "Namanya juga penggemar bis, saya tidak peduli bisnya bagus atau jelek . Apapun itu yang penting ya bis ya saya poto", jawab saya kepada Pak Min dan pengurus yang lain.
Menurut para pengurus bis Sumber Harapan yang ada di garasi, perusahaan ini berdiri pada tahun 1978 dengan trayek Pati-Solo P.P. via Purwodadi dan Semarang Kota. Pemilik po Sumber Harapan ini adalah Bapak Tukimin, mantan karyawan Pabrik Gula (PG) Trangkil, Pati. Selanjutnya pada tahun 1994 membuka trayek Tayu-Pati-Jakarta P.P. Sebagaian besar armada yang dimiliki mesin Mercedes Benz OH prima, king dan intercooler. Keseluruhan armada memakai Mercedes Benz sejak awal berdiri, kini armadanya semuanya ber AC meski kelas ekonomi. Saat ini jumlah armada bis Sumber Harapan Pati berjumlah 30-an buah.
Pukul 22.30 saya dan kaluarga akhirnya sampai di rumah Malang. Perjalanan dari Pati-Malang yang biasanya ditempuh hanya enam jam dengan naik mobil, kemarin ditempuh dengan waktu sembilan jam, akibat kegiatan karnaval yang menghambat laju kendaraan. Saat macet melanda maunya sih, mengeblonk truk-truk yang ada di depan saya, namun saya tidak tega. Dan semua penggemar bis di manapun Anda berada, sampai di sini cerita saya tentang hunting foto bis di Pati, Jawa Tengah sampai bertemu di cerita dunia per BIS an lainnya.

Tiba di pelabuhan atau darmaga penyeberangan Gilimanuk, Jembrana Pulau Bali sekitar pukul 20.00 wita. Bis Malang Indah kami parkir dan mengantre untuk masuk kapal Ferry. Di kapal Ferry kami berdua turun dari bis dan naik ke atas dek kapal untuk menikmati suasana kapal. Penyeberangan memakan waktu sekitar satu jam. Sejam berada di kapal akhirnya kami kembali ke Pulau Jawa dan kami kembali menyesuaikan waktu dari wita menjadi wib.
Lima belas menit bis istirahat para penumpang kembali naik ke bis Malang Indah dan bis kembali berangkat melanjutkan perjalanan menuju Malang. Sebelum berangkat Pak kernet bertanya satu persatu kepada setiap penumpang menanyakan turunnya di mana. Sesaat setelah bis kembali melanjutkan perjalanannya, perut kami terasa kenyang hingga akhirnya kami pun tertidur. ZZzzzzZZ...Zz.Z..zzz....nggikkk...GrOggg..gRoG.. ssstt.. Walah.. Si Frans ngorok. Ceess...cesSs..jess... Wah, si Andi ngiler.
Pukul 03.45 wib bis Malang Indah yang kami tumpangi dari Denpasar tiba dengan selamat di terminal bis Arjosari Kota Malang dan usai sudah perjalanan naik bis Frans dan Andi dari penggemar bis di Malang. Inginnya merasakan naik bis banter berkesan ugal-ugalan ternyata malah bis nyaman nan kalem yang kami rasakan semalam bersama Malang Indah Bisnis RS 2.2 Non-AC. Sampai jumpa pada cerita naik bis dikesempatan lainnya.