23 Agustus 2009

Malang-Tasik

Sudah lama saya tidak melakukan perjalanan jarak jauh dengan naik bis. Perjalanan saya naik bis kali ini merupakan kegiatan insidental, tidak ada rencana maupun persiapan jauh sebelum hari. Intinya saya harus bertemu dan berkumpul bersama dengan para anggota keluarga teman wanita saya di Kota Tasikmalaya sana. Rangkaian perjalanan naik bis antar kota antar propinsi pun saya lakukan dan saya rasakan, melewati rute/jalur tengah dan selatan Pulau Jawa. Gimana sih ceritanya? Berikut cerita perjalanan naik bis rute Malang-Tasik P.P. untuk Anda semua.
Malang-Tasikmalaya via Lintas Tengah-Selatan Pulau Jawa
                                                                                 (*Mira Idola dan BudimanNia
Juma’t pukul 20.50 wib saya berangkat dari terminal Arjosari Malang dengan menggunakan bis Tentrem Hino AK tahun pembuatan 2004. Bisnya kelas boemel non AC, model travego dengan karoseri Tentrem sendiri. Pada kaca belakangnya terdapat tulisan “bisACepat”. Nama sopirnya Pak Monot,  selama perjalanan tidak ada peristiwa yang unik, namun sepanjang perjalanan meunuju Surabaya saya berpapasan dengan Karina super eksekutif (KS 420) dan Lorena (LE 422) MB 1525 model selendang Adiputro dari Jakarta baru mau masuk Kota Malang, ada apa gerangan? Saat melintas di Raya Porong saya kembali berpapasan dengan bis malam Safara Dharma Raya (OBL) model neoplan dari Jakarta. Tidak diketahui secara pasti tujuan kemana bis bergambar gajah tersebut. Yang jelas saat itu kaca depan bis itu dalam keadaan sudah pecah semua dan diganti dengan plastik mika yang diplseter dengan isolasi warna cokelat.

Sekitar pukul 22.00 wib saya sudah berada di terminal Bungurasih Surabaya. Malam itu malam sabtu, biasanya teman-teman BMC Surabaya ‘nyangkruk’ di sisi dekat jalur pemberangkatan bis malam jurusan Jakarta. Namun, setelah saya sms beberapa rekan mereka bilang hari itu kebetulan teman-teman sedang ‘perpal’ alias tidak ada kegiatan nyangkruk. Sebagian sedang menghadiri sunatan massal bersama di termnial Rawamangun yang diselenggarakan oleh Bismania Community.

Pukul, 22.30 wib saya menuju jalur pemberangkatan bis nomor tiga. Di sana sudah menunggu bis-bis kelas ekonomi tujuan Madiun-Solo-Jogyakarta seperti po Sumber Kencono yang akan segara berangkat. Meski banyak bis Sumber Kencono dengan mesin Hino AK turbo, namun saya sudah terbiasa naik po Mira yang berangkat dari Bungurasih jam 22.50 wib. Favorit saya ya naik Mira yang nama sopirnya Cak Atim. Kenapa? Karena dulu saya pernah ikut bis beliau, wow, larinya kecengnya minta ampun. Top speed di spedometer pernah menunjukan angka 120 km/j. Disamping itu kalau sopirnya Cak Atim, pasti selalu berburu bis “SK”. Dulu saya pernah naik Cak Atim menyalip 10 bis Sumber Kencono di depannya. Namun, sungguh sayang setelah saya tanya sama kernetnya ternyata yang joki bukan Cak Atim. Kernetnya bercerita kalau Cak Atim sekarang sudah tidak menyopir bis Mira lagi, beliau saat ini sedang berada di hotel prodeo Kota Madiun akibat kasus perkelahian dan pengeroyokan yang melibatkan kru bis Mira dengan bis Sumber Kencono.

Cak Atim, sopir bis Mira favorit saya ternyata sudah berada di LP Madiun sekitar tiga bulan lamanya. Bis Mira yang saya tumpangi berno.pol W.XX65.PU, biasanya bis ini berangkat dari Bungurasih jam 00.00 wib dengan sopir batanganya Pak Soni, asal Nganjuk. Namun kali ini jam nya dimajukan pukul 22.50 wib dengan sopir Pak Nur Wahid. Sebagai penumpang langganan yang sudah mendapatkan Kartu Langganan (KL) ongkos Surabaya-Yogya Rp36.000,-. Selama perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta bis Mira yang saya duduk di depan. Kondisi penumpang dari Bungurasih terus bertambah banyak, hingga akhirnya penuh penumpang hingga ada yang berdiri. Namun selepas terminal Kertajaya, Mojokerto banyak penumpang yang pada turun. Malam itu, Mira hanya menyalip satu bis Surya Perdamaian, empat Sumber Kencono, satu Akas Asri dari Banyuwangi/Jember dan beberapa bis pariwisata lainnya arah tujuan Yogya. Disalip satu kali oleh bis Patas Eka Cepat, Hino RG karoseri Tugas Anda di daerah Guyangan, Nganjuk. Pokonya naik Mira...mak wuuss... Puas banget naik bis super banter malem itu.

Sekitar pukul 04.28 wib keesokan harinya bis Mira berkaroseri New Armada model spirnter yang saya tumpangi tiba dengan selamat di Terminal Bis Giwangan, D.I.Y. Saya pun turun dan langsung menuju Mushola. Setelah sholat dan mandi, saya berjalan-jalan sambil melihat bis-bis yang pelataran parkir bis terminal Giwangan. Pukul 06.00 wib saya menuju warung makan Gudeg Jogya Bu Gito, yang terletak di belakang terminal. Setengah jam berikutnya saya kembali masuk terminal dan menuju jalur pemberangkatan bis ke Tasikmalaya/Bandung. Sembari menunggu jam keberangkatan bis Budiman menuju Tasik, saya bersms teman BMC DIY yang intinya numpang lewat Jogya dan minta maaf karena tidak bisa mampir.

Pukul 06.50 wib bis Budiman kelas Bisnis AC tujuan Tasik yang dinantikan akhirnya datang juga dan merapat ke jalur. Pada kaca sampingya bertuliskan dengan huruf besar Yogya-Tasik. Namun, sayang saya tidak dapat duduk dibangku deretan terdepan karena sudah terisi penumpang dari garasinya sana. Akhirnya saya memili duduk di deretan belakang, depan pintu keluar. Maksudnya memilih kursi tersebut biar rec.seatnya distel full ke belakang dan tidur dengan nyaman, tanpa harus mengganggu penumpang yang dibelakangnya. Total bangku penumpang semuanya 44 buah pabrikan dari asal karoserinya, non toilet.

Pukul 07.03 wib, Bis Cepat Budiman (BCB) MB Euro 2-OH 1525 karoseri Laksana model sprinter meninggalkan terminal bis Jogya menuju Tasikmalaya lewat Purworejo, Kebumen, Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, dan Kab. Ciamis. Harga bis Budiman Jogya-Tasik kelas Bisnis AC Rp65.000,- Membawa 28 orang penumpang. Selama perjalanan di dalam bis tidak ada unsur bunyi-bunyiannya. TV nya pun tinggal rak nya saja, alias TV bolong. Beberapa bangkunya juga tidak dapat distel alias sudah rusak. Gaya mengemudi sopir bis yang ini saya saya merasa tidak nyaman. Sering gas dan sering mengerme mendadak. Dari belakang saya merasakan tidak nyaman.

Pukul 11.30 wib BCB sampai di rumah makan Sari Rasa, Kec. Sampang, Kab. Cilacap. Di rumah makan Sari Rasa tersebut penumpang bis Budiman mendapatkan servis makan gratis. Selanjutnya bis kembali berangkat dan berhenti di Karangpucung, Kab. Cilacap untuk dikontrol oleh petugas BCB. Selama diperjalanan bis menyalip beberapa “bis thuyul”, bis mikro dan bis antar pedesaan saja. Menyalip bis besar seperti Santoso (Purworejo-Semarang), Antar Jaya (Solo-YK-PWKT), Harum Prima (PWKT-TASIK-BDG) namun pada saat bis sedang berhenti menurunkan penumpang. Malahan disalip sama bis Efisiensi Patas AC jurusan Jogya-Cilacap. Selama melintasi jalur tersebut, kondisi jalan sempit, bergelombang dan berbelok-belok. Terlebih saat melintas di daerah Majenang-Karangpucung. Pukul 14.30 wib bis Budiman yang saya tumpangi akhirnya sampai di Tasik, saya turun di pertigaan Rawa Bangau, pertigaan simpang menuju terminal baru Tasik, by pass Juanda dan arah ke Singaparna/Garut.

****************************************************************************************************************
Sampai di Kota Tasik saya bertemu dengan anggota keluarga temen wanita saya. Acara tidak berlangusng lama, sore haripun acara keluarga sudah selesai.. Awalnya saya diminta untuk menginap beberapa hari di Tasik tapi saya tidak mau. Karena hari Senin pagi saya ada harus menghadap dengan dosen pembimibing skripsi saya di kampus. Sore itu juga saya putuskan untuk segera pulang kembali ke Jawa Timur. Padahal ingin rasanya bertemu dengan teman-teman Bandung Bisser Community (BBC) di Bandung sana. Namun, karena tidak ada waktu saya harus meminta maaf karena tidak bisa berkunjung ke Bandung.

Pukul 17.00 wib sebenarnya saya ingin untuk bisa naik bis Mandala Hino AK, bis dari Bandung tujuan Surabaya lewat Purwokerto, kelas ekonomi AC tarip biasa. Soalnya kalau naik Budiman saya akan berangkat pukul 20.00 wib. Berarti saya harus menunggu lama, padahal saya ingin segera pulang akan cepat sampai di Malang. Namun saya ragu, bakal tidak dapat bis Mandala tersebut, karena sudah terlalu sore. Bis Mandala tujuan Surabaya dari Tasik berangkat siang hari, jam 13.00 hingga jam 14.00 wib. Berarti saya tidak akan mendapatkan bis Mandala tersebut, sayapun memutuskan untuk kembali naik bis Budiman tujuan Jogya/Solo. Dari pertigaan Rawa Bangau saya naik mikrolet jalur 16 turun di depan pool Budiman, Jl. H. Juanda No.12. Sesampainya di pool Budiman saya langsung menuju loket penjualan karcis untuk memesan tempat duduk terdepan tujuan Solo.
Yang baru dari Budiman, MB euro 3-1518/XBC hanya tiga unit untuk wisata
Sembari menunggu bis saya bertanya dan ngobrol dengan Bapak Momon. Beliau adalah petugas informasi di bis Budiman. Bapak yang sudah bekerja di Po Budiman sejak tahun 1992 ini bercerita banyak tentang sejarah bis Budiman dengan segala dinamikanya. Pool bis Budiman sangat luas sekali. Sayapun cuman tercengang dan gumam saat tahu jumlah total armada bis Budiman ada sekitar 700 unit armada, dari berbagai mesin, ukuran, karoseri/model. Selanjutnya saya mohon ijin untuk masuk ke dalam garasi bis Budiman. Wow, ternyata koleksi bisnya banyak sekali. Hehehehe... Saya salut dengan manajemennya, saat bis datang di pool/garasi kondketur bis diharuskan untuk laporan ke pengurus. Di dalam pool para penumpang menunggu bis Budiman mereka di tempat ruang tunggu penumpang. Disediakan juga hiburan televisi. Ada juga ruang tunggu penumpang yang ber AC. 
Saya penasaran tentang kode-kode bis yang ada di bis Budiman, pak Momon menjelaskan dan sayapun jadi tahu maksud dari angka yang ada pada nomor lambung bis tersebut. Kode hurut menjelaskan mesin yang digunakan, dibelakangnya diiringi dengan nomor jumlah armada bis Budiman. Beberapa kode huruf yang digunakan oleh bis Budiman antara lain IL (kepanjangan dari Intercooler Long), DL (Donking Long), HP, R (Hino RG), V (Volvo), W (bis pariwisata) dan E (MB Euro). Armada bis besar tebaru po Budiman yaitu MB Euro 3-OH 1518/XBC karoseri Rahayu Sentosa model Evolution.
Kini bis Budiman sudah menjadi salah satu primadona bagi warga Tasik dan sekitarnya yang akan berpergian menuju kota-kota di Jawa. Trayek bis besarnya saja sudah 19 trayek melayani rute di Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Itupun belum  yang termasuk bis ukuran 3/4nya. Sebenarnya manajemen bis Budiman ingin memperluas trayek hingga ke Sumatera dan Jawa Timur, hingga Bali. Namun hingga kini pihaknya masih terkendala susahnya mengurus trayek. Manajemen bis Budiman juga sudah cukup baik, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada para penumpangnya, yaitu menerapkan semua bisnya ber kelas PATAS meskipun non AC. Selain itu penumpang juga diberikan servis air mineral. Maka sangat pantas apabila po Budiman ini mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Perhubungan, Ir. H. Jusman Syafii Jalil sebagai bis antar kota dari Jawa Barat sebagai angkutan terbaik dalam pelayanan angkutan Lebaran tahun 2007. Direktur utama bis Budiman saat ini masih dijabat oleh Bapak H. Ateng Jaelani. Beberapa putera Abah Ateng tidak semuanya mengurusi bisnis bis. Ada yang jadi pengusaha SPBU dan juga ada yang menjadi wakil walikota. Semoga bis Budiman ini kedepannya terus dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap penumpang dan mempertahankan usaha transportasi darat ini.

Pukul 20.30 wib bis malam cepat Budiman tujuan Solo masuk di pool Budiman. Bis yang diberangkatkan dari Bandung ini bermesin MB Euro 2-OH 1525, model evolution karoseri Rahayu Sentosa. Semua penumpang yang tujuan Solo masuk ke dalam bis bernomor lambung E 313 ini. Sayapun duduk paling depan di bangku nomor dua. Di dalam bis saya merasa nyaman sekali, goyangan dan cara mengemudi dari Pak Dian Sopir bis Budiman tujuan Solo ini perlu diacungi dua jempol. Cara mengoper verslening cukup halus, cara mengeremnya juga tidak srudak-sruduk.
Di dalam bis karoseri Rahayu Senotosa ini, tidak ada getaran kaca yang berisik atau tidak keder saat kena jalan yang tidak rata. Mungkin engine mounting bis ini masih baru, sehingga masih terasa halus. Bisnya lumayan ngebut, namun bagi saya tidak ada kesan ugal-ugalan sama sekali. Padahal jalanan di Ciamis-Cilacap-Jogya sangat nge pres sekali. Ditambah unsur bunyi-bunyianya yang cukup berkualitas, yaitu ada subwoofernya. Dentuman bas nya, wow… bikin suasana menyenangkan. Lagu-lagu yang diputar adalah lagu pop yang masih hits dibelantika industri musik Indonesia. Ongkos Tasik-Solo Rp70.000,- tidak jadi masalah kalau dapat bis dan pengemudi seperti ini lagi.

Pukul 00.30 wib bis Budiman yang saya tumpangi sampai di RM Sari Rasa, Jalan Raya Sampang, Kab. Cilacap. Di sana sudah ada bis Budiman yang lain tujuan Jogya (E 299) dan Semarang (R 251). Tidak lama kemudian ada bis Budiman tujuan Wonogiri datang. Kurang lebih sekitar 20 menit bis istirahat, kembali bis melanjutkan perjalanan. Bis Budiman tujuan Solo yang saya tumpangi ini menyalip bis Pariwisata Zena di daerah Lumbir, Majenang, Kab. Cilacap. Lalu bis Budimasn saya berhasil menyalip Budiman Tasik-Jogya(E 299), Maju Lancar, dan bis malam Kramat djati dari Bandung tujuan Solo-Wonogiri. Sisanya saya tertidur pulas, dengan goyangan lembut Pak Dian sopir Budiman. Yang bikin tidak nyaman selama di jalan yaitu kondisi jalan antara Cilacap-Kebumen-Purworejo yang rusak, bergelombang, dan sempit. Namun, sekali lagi berkat kemahiran pak Dian, penumpang di bis Budiman tujuan Solo ini aman dan nyaman, sampai-sampai semuanya tertidur pulas. Betul-betul bisnya manusia berbudi!

Pukul 04.05 wib bis Budiman tiba di terminal Tirtonadi Solo. Selanjutnya saya ke Mushola  di terminal bis dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Jawa Timur. Maksud hati ingin naik bis Mira, namun ternyata bis Mira baru ada pukul 06.00 wib. Mau naik Patas Eka Cepat kok terlalu mahal. Akhirnya saya terpaksa naik bis Sumber Kencono. kelas ekonomi . Padahal prinsip saya, selagi ada bis Mira saya pasti naik bis Mira, namun dijalur berangkat parkir bis yang ada semuanya bis Sumber Kencono pada ngumpul. Tanpa menunggu lama saya langsung naik bis Sumber Kencono dan duduk di bangku paling belakang sendiri. Bis dengan no.pol. W.XX73.FU jurusan Surabaya-Madiun-Solo-Semarang ini, mesinnya Hino AK model Panorama DX karoseri Laksana. Ngebutnya sih  boleh, namun kesan ugal-ugalan sangat terasa. Terlebih cara menyalip kendaraan lain di depannya sangat berbahaya. Berbeda dengan bis Mira, meski ngebut se ngebut-ngebutnya namun bagi saya masih tetap aman dan nyaman saat di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan saya memilih bis Mira daripada bis Sumber Kencono.

Saya memutuskan untuk turun di Jombang, ongkos Solo-Jombang jika menggunakan Kartu Langganan (KL) hanya Rp21.000,-. Selama di perjalanan bis Sumber Kencono menyalip bis Rosalia Indah, Kramat djati bis malam Bogor-Jakarta-Poonorogo, dan Harum Prima Bandung-Ponorogo, Dahlia/Madjoe group, dan Pelita Indah (Trenggalek-Surabaya). Saat di Caruban, bis Sumber Kencono yang saya tumpangi ini saling balapan dengan bis Jaya Hini AK ranger. Hingga akhirnya bis yang saya tumpangi disalip dan tertinggal dengan po Jaya gambar Rossi-46 jurusan Ponorogo-Surabaya ini. Ih, memalukan.

Pukul 08.15 wib ahri Minggu, bis Sumber Kencono sampai di terminal Kepuhsari, Jombang. Saat turun dari bis kebetulan ada bis Puspa Indah tujuan Malang yang sudah mau berangkat, sayapun naik. Bis ukuran ¾ ini bermesin Mitsubishi 135ps. Jombang-Malang ongkosnya Rp15.000,-.  Melewati Ponpes Tebuireng, Ngoro, Kandangan, Kasembon, Ngantang, Pujon, dan Batu. Jalannya berkelok-kelok, karena membelah bukit. Tidak ada yang istimewa di dalam bis ini, biasa-biasa aja. Pukul 11.00 wib bis Puspa Indah yang saya tumpangi sudah sampai di Terminal Angkot Landungsari, berarti berakhir sudah rangkaian perjalanan saya dengan naik bis kali ini. Sampai jumpa di perjalanan yang lainnya. Pastinya masih bersama dengan naik bis antar kota. Salam….

Menu Jalan    :

Ruote            :          Malang-Tasikmalaya (via selatan)

Tanggal          :         8-10 Agustus 2008 (2 malam)

Peserta         :           satu orang

Berangkat
Malang-Surabaya (Ekonomi)                                       Rp  8.000,-
Surabaya-Jogya (Ekonomi)                                          Rp 36.000,-
Jogya-Tasik (Bisnis AC+servis makan)                     Rp 65.000,- +
                                                                                            Rp109.000,-

Pulang
Tasik-Solo (Bisnis AC+servis makan)                      Rp.70.000
Solo-Jombang (Ekonomi)                                           Rp 21.000,-
Jombang-Malang (Ekonomi)                                      Rp 15.000,- +
                                                                                          Rp106.000,-

Tidak ada komentar: